Istana Maimoon Dukung Perwal Pakaian Adat di Kota Medan

Istana Maimoon dukung Perwal baju adat. (Foto: Istimewa)

MEDAN, KabarMedan.com | Permintaan sekelompok warga dari beberapa organisasi Melayu kepada Wali Kota Medan, Bobby Nasution untuk merevisi aturan baju adat justru didukung oleh Pengurus Yayasan Istana Maimoon.

Ketua Harian Yayasan Sultan Ma’moen Al Rasyid Tengku Ma’moon Al Rasjid mengungkapkan bahwa pengurus berpendapat Peraturan Walikota yang telah dibuat tentunya sudah melewati kajian sosiologis maupun akademis.

“Jadi mengenai Perwal, kami berpendapat mungkin ini yang terbaik. Mengingat kemajemukan Kota Medan yang multietnis,” ucapnya, Rabu (15/9/2021).

Meski ada penolakan beberapa orang warga Melayu, Istana Maimoon tidak ada ikut campur. Meskipun kegiatan penolakan di gelar di halaman Istana Maimoon, Jumat lalu.

“Kegiatan tersebut tanpa pemberitahuan, apalagi izin penggunaan Istana Maimoon.  Memang Istana Maimoon sering digunakan oleh beberapa komunitas Melayu. Terutama mungkin karena rasa bangganya terhadap Istana Maimoon. Tapi perlu kita ingat bahwa tidak semua kegiatan di sini merupakan aspirasi dari kaum kerabat Kesultanan Deli,” tegasnya.

Menurut Ma’moon, pernyataan beberapa masyarakat Melayu yang meminta wali kota untuk merevisi Perwal tidaklah mewakili mayoritas masyarakat Melayu, terutama di Kesultanan Deli. Sebab, ketika Perwal tersebut Bobby sampaikan, tidak ada gejolak dari masyarakat Melayu.

“Kurang pas rasanya, jika kita meminta baju adat melayu menjadi satu-satunya yang Pemko gunakan. Nanti akan menyinggung saudara kita yang lainnya. Dan jangan sampai penolakan ini terlihat sebagai sebuah bentuk arogansi,” ucapnya.

Baca Juga:  Hari Buruh, KAI Divre I Sumut Imbau Calon Penumpang KA Datang Lebih Awal ke Stasiun

Menurutnya bukan karena perwal ini, jadi hilang Melayu di bumi, terutama Kota Medan ini. Lantaran perjalanan Kota Medan ini tidak akan bisa lepas dari Suku Melayu.

“Penolakan ini saya rasa juga kurang menjunjung semangat persatuan dan kesatuan serta keberagaman yang bisa hidup berdampingan di Kota Medan. Di mana sedari dulu sudah terbentuk. Terlebih ketika kesultanan Deli pada masa lalu juga memberikan kesempatan dan mengajak bersama-sama semua suku untuk membangun kota Medan,” jelasnya

Wali kota sebagai orang nomor satu di Kota Medan secara tersirat juga menunjukkan rasa hormat dan bangganya sebagai bapak Kota Medan.

Yakni yang memiliki suku Melayu sebagai bagian dari sejarah besar terbangunnya Kota Medan. Sehingga menggunakan baju adat melayu ketika mengumumkan perwal tersebut.

Ini membuktikan wali kota memahami dan berusaha menjaga perasaan suku melayu. Yakni sebagai suku yang memiliki akar sejarah panjang dalam pendirian dan perkembangan Kota Medan.

“Jadi apa yang telah wali kota lakukan sepatutnya mendapat apresiasi. Dan semoga yang wali kota lakukan, bisa menjadi contoh untuk kota-kota lain di Indonesia. Yakni menularkan semangat kebhinekaan,” jelasnya.

Baca Juga:  Terbukti Bersalah, Terdakwa Kasus Kredit Macet di Sergai Divonis Empat Tahun Penjara

Ma’moon juga berharap, langkah ini sebuah bentuk semangat Wali Kota Medan. Sehingga bisa merangkul dan memberikan tempat serta dukungan untuk seluruh suku.

Kemudian bisa sama-sama membangun Kota Medan serta memberikan perhatian yang penuh untuk setiap suku yang ada di Kota Medan.

Agar tetap dapat melestarikan budayanya. Serta menjaga sejarahnya tetap ada.

“Saudara-saudara kita di Jawa Barat, di Jawa Tengah, Jogja, Bali yang kita lihat menggunakan baju adat, atau ornamen baju adat. Baik yang suku asli atau pendatang pada awalnya mereka juga tidak memaksa dan dipaksa. Tapi dimulai dari kelompok kecil yang menularkan rasa bangga mereka menggunakan baju adat,” paparnya.

Lalu, pemerintah daerah menguatkan literasi sejarah, membangun wadah diskusi, serta mengembangkannya. Pada akhirnya semangat dan rasa bangga ini meluas,dan di ikuti sama semua kalangan bahkan sampai nasional.

“Dengan begini, Sejarah tidaklah hilang, adat istiadat tetap terjaga, budaya tetap ada sepanjang masa,” tandasnya. [KM-07]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.