MEDAN, KabarMedan.com | Kadin Sumatera Utara menggelar pertemuan dengan Kedutaan Besar Belgia untuk Indonesia, di Kantor Kadin Sumut, Jalan Sekip, Medan, Senin (24/2).
Pertemuan ini merupakan rangkaian kunjungan Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Stephane De Loecker beserta kolega ke Provinsi Sumatera Utara dan Banda Aceh pada 23-26 Februari 2020.
Selain itu, pertemuan ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara kedua negara, termasuk didalamnya informasi mengenai market opportunity, perdagangan barang dan jasa, ekspor danprosedur dalamhal bea dan cukai (Customs,Immigration,Quarantine).
Hadir dalam pertemuan Ketua Umum Kadin Sumut Ivan Iskandar Batubara, Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Pemberdayaan Daerah Santri A.Sinaga, WKU Bidang Hubungan Internasional dan Sumber Daya Energi Sjahrian Harahap, WKU Bidang Koordinator Wilayah India Dr.Geeta, Komite Tetap Bidang Investasi dan Promosi Helmy Adiputra Arbie, Komite Sumber Daya Energi, Bapak Wiko Siregar, Direktur Eksekutif Hendra Utama beserta Staf Sekretariat KADIN Sumatera Utara Bidang Hubungan Internasional Riza Ashadi.
Turut hadir bersama Duta Besar Christophe Van Overstraeten, Kepala Bagian Perdagangan dan Investasi untuk Wilayah Wallonia, Marc Devrient, Kepala Bagian Perdagangan untuk wilayah Flanders & Brussels dan Bapak Eddy De Cuyper, Kepala Bagian Bea Cukai.
Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Stephane De Loecker mengatakan, Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia, terutama di Pulau Sumatera.
Sementara, Belgia merupakan salah satu tujuan ekspor yang dikenal sebagai penghasil olahan makanan dan minuman, terutama dari biji kakao, yaitu coklat.
“Potensi ekspor ke Belgia adalah biji kakao, alas kaki, peralatan otomotif terutama meliputi produk otomotif mobil dan motor. Itulah produk yang banyak diekspor ke Negara Belgia,” katanya.
Namun, sektor ini belum termasuk sektor lain yang juga merupakan komoditi populer untuk ekspor, termasuk migas dan sawit (palm oil). Belgia merupakan mitra dagang yang potensial dan menarik bagi Indonesia.
“Sampai saat ini banyak pasar di Belgia yang belum tergarap dengan optimal dan memiliki masih banyak peluang untuk terus dikembangkan,” ujarnya.
Sebagai informasi, bahwa Pelabuhan Antwerpen, yang terletak di Flandria, Belgia adalah pelabuhan terbesar dan tersibuk kedua di Eropa dalam hal kapasitas kargo yang ditangani setelah Pelabuhan Rotterdam, Belanda.
Sejarah Pelabuhan Antwerpen ini tak lepas dari kerjasama antara Negara-negara Eropa untuk bersinergi membangun sebuah pelabuhan berkualitas dan modern.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Sumatera Utara, Ivan Iskandar Batubara, menjelaskan bahwa para pengusaha Sumatera Utara mengajak Belgia untuk dapat ikut serta mengembangkan kawasan barat Sumatera, melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (Special Economic Zone) pantai barat dan hilirisasi produk coklat agar memiliki nilai tambah.
“Adanya ketimpangan pembangunan antara sisi pantai barat dan pantai timur Sumatera Utara dalam hal ini perlu dikejar, termasuk kawasan Nias,” jelasnya.
Ia mengatakan, saat ini memang lebih banyak permasalahan dan aturan yang belum selesai. Dengan adanya rancangan Omnibus Law ini.
“Kedepannya lebih fokus untukdilakukan penyedehanaan seluruh peraturan untuk memudahkan investasi,” pungkasnya. [KM-03]