MEDAN, KabarMedan.com | Indonesia melalui Kementerian Kesehatan telah mengumumkan terkait akan dilaksanakannya program vaksinasi Gotong Royong beberapa waktu lalu. Hingga kini, program yang dicanangkan untuk karyawan perusahaan tersebut telah banyak membludak peminatnya di Sumatera Utara.
Hal ini dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara yang sekaligus Ketua Tim Pelaksanaan Program Vaksinasi Gotong Royong Sumatera Utara, Oky Irawan. Menurut data yang diperoleh, sudah 744 perusahaan yang mendaftar dan masih akan bertambah jumlahnya.
“Kalau sekarang di Sumatera Utara yang sudah terdaftar 744 perusahaan, tapi akan ada tambahan lagi,” katanya, Jum’at (4/6/2021).
Sementara untuk jadwal pelaksanaan vaksinasi tersebut, kata Oky, masih menunggu konfirmasi dari Kadin Indonesia. “Karena Kadin Indonesia itu akan membagikan secara merata dulu. Kalau sekarang di Sumatera Utara yang sudah terdaftar 744 perusahaan, tetapi akan ada tambahan lagi,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa perusahaan yang terdaftar datang dari berbagi sektor dan dengan jumlah karyawan yang berbeda pula. Perusahaan yang ada di Kabupaten/Kota juga saat ini tengah gencar melakukan pendaftaran program vaksinasi tersebut ke Kadin setempat.
“Informasinya terakhir itu diterima vaksin akan dilakukan secara bertahap, jadi ini sudah masuk ke yang kedua. Yang pertama itu sudah dilakukan di Jakarta, kalau untuk selanjutnya akan diinformasikan kembali, itu bisa diakses informasinya di vaksin.kadin.id,” jelas Oky.
Oky menyebutkan bahwa target vaksinasi Gotong Royong ini adalah perusahaan-perusahaan yang mampu. Mampu yang dimaksud adalah biaya vaksin tak lagi dibebankan kepada karyawan secara individu, melainkan ditanggung oleh perusahaan. Hal itu juga dimaksudkan sebagai bentuk bantuan kepada pemerintah untuk meringankan beban dalam pemulihan kondisi negara yang saat ini masih bertarung dengan Covid-19.
“Jadi bukan vaksin yang gratis, jadi untuk perusahaan-perusahaan yang mampu untuk membayar vaksin gotong royong silahkan membayar vaksinya melalui Kadin. Tapi kalau mereka ada alternatif lain, kita tidak memaksakan ke vaksin gotong royong Kadin,” tuturnya.
Untuk patokan harga, kata Oky, Menteri Kesehatan memasang Rp. 321.660, belum termasuk PPN dan PPH. Ditambah kemudian Rp. 117.000 untuk faskesnya perdosis sebagai tarif maksimal. Kebijakan tersebut merupakan ketetapan yang telah dikaji berdasarkan kemampuan rata-rata perusahaan.
“Jadikan vaksinasi ini ada vaksinasi gratis, ada vaksinasi berbayar. Nah berdasarkan hasil evaluasi, terus adanya analisa dan sebagainya, maka dari Kementerian Kesehatan dan Kadin dengan Bio Farmanya juga sudah menentukan dan menyepakati bahwa harga penjualan vaksin sebesar Rp.321.660. Jadi kalau satu paket dengan semuanya kita bilang satu juta kurang dikit lah. Itu dua kali vaksin,” jelasnya.
Saat ditanya apa perbedaan perbedaan vaksin Gotong Royong tersebut dengan vaksin lainnya, Oky menegaskan bahwa tidak ada perbedaan vaksin Gotong Royong dengan vaksin-vaksin sebelumnya.
“Gak ada. Vaksin gotong royong dengan vaksin-vaksin sebelumnya sama aja, sama-sama vaksin Covid-19, jadi tak perlu khawatir,” kata Oky. [KM-06]