Kadin Sumut Gandeng Yayasan Budaya Hijau Indonesia Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

Wakil Ketua Umum Bidang Good Corporate Governance (GCG), Corporate Social Responsibility (CSR) dan Lingkungan Hidup, Dr. Ir. Martono Anggusti, SH, MM. M.Hum, (paling kanan), Bathara Surya Yusuf selaku Ketua Yayasan Budaya Hijau Indonesia (paling kiri) dan Hendra Utama, S.Sos, MSP (tengah) saat melakukan penandatangan MoU.

MEDAN, KabarMedan.com | Kadin Sumut menggandeng Yayasan Budaya Hijau Indonesia melakukan Memorandum off Understanding (MoU), dalam rangka pemanfaatan Eco Enzyme guna pelestarian lingkungan.

Penandatangan kerjasama ini dilakukan Kadin Sumut diwakili Dr. Ir. Martono Anggusti, SH, MM., M.Hum, dan dari Yayasan Budaya Hijau Indonesia di wakili Bathara Surya Yusuf, di ruang pertemuan Lantai 3 Gedung Kadin Sumatera Utara, Kamis (20/06/19).

Tampak hadir dalam acara dari berbagai perusahaan dan kalangan pemerhati lingkungan hidup seperti dari PTP N III, PTP N IV, PT. BRI, PT. BTN, PT. Bank Sumut, PT. Bank Mandiri, PT. Pamin, PT. Toba Pulp Lestari, PT. Inno Wangsa, PT. Musim Mas, PT. Kedaung, PT. Tanimas, PT. Eramas, PDAM. Tirtanadi, PT. Pelindo 1 dan dari Dinas Lingkungan Hidup Provsu.

Direktur Eksekutif Kadin Sumut Hendra Utama mengatakan, MoU kali ini dilaksanakan dengan mengingat bahwa sebagian masyarakat dunia saat ini sudah mulai sadar dengan pelestarian lingkungan hidup.

“Sebagian besar masyarakat internasional serta lembaga-lembaga peduli lingkungan mulai melancarkan aksi kampanye untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat agar mulai peduli terhadap kelestarian lingkungan. Ada banyak kegiatan, aksi serta gerakan yang dibuat agar masyarakat mulai sadar bahwa lingkungan di sekitarnya perlu dijaga dan dilestarikan,” katanya.

Wakil Ketua Umum Bidang Good Corporate Governance (GCG), Corporate Social Responsibility (CSR) dan Lingkungan Hidup, Dr. Ir. Martono Anggusti, SH, MM. M.Hum mengatakan, masalah lingkungan hidup belum juga menjadi kesadaran publik. Hal ini dibuktikan dengan berbagai masalah lingkungan hidup yang belum teratasi dan bahkan semakin memburuk.

“Perubahan pada lingkungan hidup/alam, baik secara perlahan maupun secara ekstrim berdampak pada pencemaran lingkungan. Masalah sampah yang menjadi salah satu permasalahan yang dialami oleh berbagai negara di dunia sampai saat ini belum sepenuhnya teratasi,” ujarnya.

Martono mengungkapkan, Eco Enzim dapat dikatakan sebagai pendingin bumi. Selain itu dapat mempermudah efek rumah kaca. Ozon yang dipancarkan selama proses pembuatan Enzim ramah lingkungan, dapat juga meningkatkan kualitas udara dan memperbaiki atmosfir. Eco Enzym juga dapat mengurangi sampah dan biaya untuk menangganinya.

“Eco Enzym ini merupakan pupuk alami, penyegar udara dan pestisida. Dan yang terpenting Enzim ramah lingkungan yang dapat mengantikan bahan kimia pembersih dan tidak berbahaya bagi kesehatan kita. Hal inilah yang melatar belakangi Kadin Sumatera Utara mengandeng Yayasan Budaya Hijau Indonesia dalam pelestarian lingkungan Hidup,” ungkapnya.

Bathara Surya Yusuf selaku Ketua Yayasan Budaya Hijau Indonesia mengatakan, dalam presentasinya mengungkapkan bahwa Eco Enzim adalah sejenis senyawa organik yang secara alami disintesis dengan protein nabati, mineral dengan hormon remaja. Melalui fermentasi, bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Eco Enzym akan memiliki efekk satu sama lain.

“Menciptakan ekosistem Enzimatik yang kompleks namun stabil. Enzim lingkungan dapat menghambat aktifitas mikroorganisme berbahaya. Terutama patogen dan bakteri jahat dan membantu tanaman untuk tumbuh dengan baik. Jika setiap perusahaan, lembaga dan rumah tangga membuat dan mengunakan Eco Enzym maka masalah polusi akan berkurang dan kita akan dapat hidup lebih sehat,” jelasnya.

Enzim ramah lingkungan adalah Sumber Daya bersama kita. Setiap langkah membuat Eco Enzym berguna untuk melindungi lingkungan. Dengan mengubah sampah menjadi Eco Enzym, kita dapat menghemat uang dan melindungi lingkungan secara bersamaan. Eco Enzym mudah dibuat dan multi fungsi. Bahan utamanya adalah gula merah, air dan sisa makanan.

Setelah fermentasi, cairan berwarna coklat akan berbau seperti jeruk, karena bahan yang tidak diinginkan digunakan kembali, sehingga kita dapat mengurangi limbah secara signifikan dengan membuat Eco Enzym. Ketika Eco Enzym dipermentasi, azon ()3) yang dipancarkan darinya dapat memisahkan karbon dioksida dan logam berat lainnya dari udara.

Akibatnya panas yang terperangkap di atmosfir akan berkurang. Eco Enzym juga dapat mengubah amonia menjadi nitrat (NO3), yang merupakan pupuk. Ini juga dapat mengubah karbon Dioksida menjadi Co3, yang dapat memberi makan tanaman, ikan dan makluk hidup lainnya di laut.

Fungsi Eco Enzim dalam bidang Pertanian yakni dengan menanam tanaman tanpa mengunakan pupuk kimia yakni dapat melindungi lingkungan dan menjaga kita tetap sehat.

Enzim lingkungan sangat berguna untuk pertanian. Eco Enzym adalah pupuk alami tanah yang dapat membuat tanah tandus menjadi subur. Eco Enzym dapat meningkatkan fotosintesis sehingga tanaman akan mendapatkan lebih banyak nutrisi dan akarnya dapat menyerap lebih banyak udara. Selain itu, ozon yang dipancarkan oleh Eco Enzym dapat membantu tanaman tumbuh lebih baik dan lebih cepat. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.