MEDAN, KabarMedan.com | Para ilmuwan yang berasal dari Afrika Selatan telah menemukan varian Covid-19 terbaru yakni omicron dengan banyak mutasi yang diduga bisa sangat menular.
Namun, untuk saat ini belum ada kejelasan terkait asal varian itu. Pertama kali para ilmuwan Afrika Selatan mengumumkan penemuan varian tersebut pada tanggal 25 November 2021. Dan Karena varian Omicron baru diketahui minggu ini, para ilmuwan belum mengetahui tingkat keparahannya.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan varian tersebut sebagai kekhawatiran sehingga banyak negara yang melakukan pencegahan dan melarang penerbangan dari atau menuju Afrika Selatan.
Para ilmuwan masih sangat berusaha untuk membedahdan mencoba memahami perilaku dari varian omicron tersebut. Berikut penjelasan singkat mengenai varian terbaru omicron:
- Asal usul
Belum diketahui dengan jelas asal usul dari mana varian itu berasal. Beberapa waktu lalu, kasus ini telah terdeteksi di Hongkong dan Botswana, kemudian Israel dan Belgia menyusul mengungkapkan kasus varian tersebut.
- Mutasi
Pada tanggal 23 November 2021, para ilmuwan menemukan bahwa adanya varian baru dengan “konstelasi mutasi yang sangat tidak biasa”. Beberapa mutasi diketahui dapat mempengaruhi transmisibilitas kekebalan. Varian ini memiliki mutasi terbanyak hingga saat ini dan beberapa dari mutasi tersebut sudah terlihat sebelumnya dalam varian Delta dan Beta.
- Penularan
Kasus Covid-19 harian terbaru yang kerap muncul di Afrika Selatan membuat dugaan para ilmuwan bahwa hal itu yang menyebabkan munculnya penularan baru. Walaupun tidak semuanya kasus omicron, namun tingkat kasus positif Covid-19 harian naik dalam minggu ini mencapai 9,2% menurut data resmi. Diketahui beberapa mutasi yang telah diekspresikan sebelumnya terbukti bisa memungkinkan penyebaran yang mudah dan cepat, dengan demikian varian baru diduga juga akan menyebar dengan cepat.
- Kekebalan dan keparahan
Beberapa mutasi genetik yang ditunjukkan oleh virus memungkinkan bahwa virus tersebut dapat menghindari kekebalan, namun belum terlihat jelas apa dampaknya terhadap vaksin. Untuk tingkat keparahannya, saat ini masih diteliti dan dianalisis oleh para ilmuwan dan itu akan membutuhkan waktu. [KM-102]