Orangtua Ikut Meningkatkan Mutu Pendidikan di MIN Perdamaian

Kepala, komite dan guru MIN Pardamaian, Stabat, Langkat berfoto didepan madrasah. Sejak bermitra dengan USAID PRIORITAS, madrasah ini terus meningkatkan mutu.

KABAR MEDAN | Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Perdamaian, Stabat, Langkat, Sumatera Utara peran orangtua sama pentingnya dengan peran guru. Orangtua tidak sekadar menitipkan putra-putrinya untuk dididik di sini. Tapi mereka juga terlibat untuk meningkatkan mutu pendidikan.

M. Saidi Rambe, S.Ag, M.Si, adalah Kepala Sekolah MIN Perdamaian. Saat mulai memimpin sekolah ini Pak Rambe mempunyai cita-cita mengubah citra MIN Pardamaian. Terletak di pinggir sawah yang rutin dikepung banjir, madrasah ini kurang diperhitungkan warga. Penilaian itu tampak dari rendahnya minat warga mengirimkan anaknya bersekolah di madrasah ini. Padalah MIN Pardamaian satu-satunya madrasah negeri di Stabat.

Bak gayung bersambut, harapan Pak Rambe meningkatan mutu MIN Perdamaian mendapat angin segar. Madrasah ini terpilih menjadi mitra USAID PRIORITAS. Sebagai sekolah mitra, tenaga pendidik di MIN Perdamaian mendapatkan diberi paket pengembangan kapasitas. Guru-guru dilatih mendesain dan mengimplementasikan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM). Sedangkan kepala madrasah dan komite mendapatkan pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

Setelah mendapatkan pelatihan, Pak Rambe segera melaksanakan rapat guru. Pak Rambe bersama guru merencakan program pengembangan madrasah. Setiap guru diminta menyebutkan keinginannya untuk membantu meningkatkan mutu madrasah. Keinginan itu dicatat dan dijadikan komitmen. “Kami bersama-sama membangun sekolah. Begitupun dengan orang tua wali siswa dan komite sekolah. Intinya semua pihak harus berkomitmen,”kata Pak Rambe.

Pria yang selalu berpeci ini, menyadari pentingnya peran serta masyarakat (PSM), khususnya dari orangtua. Guna mendapatkan dukungan dari orangtua, maka Pak Rambe memanfaatkan kemitraan dengan komite madrasah. Komitelah yang menjadi jembatan komunikasi antara Pak Rambe dan orangtua siswa.

Pak Rambe juga punya program membersihkan masjid. Guru dan siswa rutin mengunjungi masjid yang ada di Stabat untuk dibersihkan. Program ini bertujuan mendekatkan siswa dengan masjid. Sebagai sekolah berbasis agama Islama, masjid merupakan bagian penting dalam kehidupan umat. “Selain itu, program membersihkan masjid ini membuat masyarakat mengenal MIN Pardamaian. Kalau sudah dikenal masyarakat, tentu akan lebih mudah dalam bekerjasama,” tambahnya.

Perubahan model pembelajaran rupanya diperhatikan orangtua. PAKEM membuat siswa lebih percaya diri dan kreatif. Orangtua gembira dan menyambut baik perubahan ini. Seiring sambutan baik ini, dukungan orangtuapun meningkat. Mereka sudah mulai mau terlibat langsung dalam kegiatan sekolah. “Di berbagai acara, seperti bazar yang baru kami lakukan orang tua malah jadi panitia,” kata Rambe.

Dukungan orangtua dan masyarakat mulai tampak hasilnya. MIN Pardamian berhasil membangun fasilitas baru. Fasilitas itu berupa dua ruang kelas baru, tiga WC siswa. “Orangtua juga membantu menimbun pekarang sekolah yang sering terkena banjir,” terangnya.

Dengan banyak perubahan baik di sekolah ini, masyarakat semakin tertarik menyekolahkan anaknya di sini. Jumlah murid juga terus bertambah. “Tahun lalu (2013) di kelas satu, yang mendaftar hanya 50-an anak, tahun (2014) ini lebih dari 100 orang,” kata Pak Rambe. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.