MEDAN, KabarMedan.com | Sejumlah pelajar dari Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat ikut datang ke kantor DPRD Sumut dalam rangka menyuarakan aspirasi mereka. Sempat tergabung dalam Generasi Republik Indonesia Menggugat yang juga termasuk di dalamnya beberapa mahasiswa, pelajar tersebut akhirnya diusir oleh petugas.
“Kalian kembali ke rumah,” ujar salah seorang petugas tanpa seragam di lokasi aksi, Rabu (13/4/2022).
Para siswa tersebut akhirnya, memisahkan diri dari kelompoknya yang berstatus mahasiswa dan berjalan pergi dari lokasi.
“2024 udah bisa milih kami pak!” ujar pelajar tersebut sambil berjalan pergi.
Sebelumnya, dipimpin oleh massa aksi, mereka bahkan sempat menyerukan tentang kemerdekaan berpendapat di muka umum yang dijamin dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998.
Selanjutnya pada poin tuntutan, para pelajar dan mahasiswa itu menyampaikan tuntutannya agar Presiden menindak tegass pihak-pihak yang membuat wacana mengenai tiga periode masa jabatan presiden dan penundaan pemilu.
“Meminta kepada pemerintah Indonesia, melalui DPRD Sumatera Utara, untuk menindak tegas oknum-oknum yang diduga membuat isu atau pengusung wacana tiga periode dan penundaan pemilu 2024,” kata mereka.
Poin selanjutnya, massa aksi menolak kenaikan BBM jenis Pertamax dan menyinggung kelangkaan Pertalite yang merupakan BBM bersubsidi. Tak hanya itu, permasalah minyak goreng menurut mereka juga harus segera diselesaikan.
“Menolak kenaikan harga BBM jenis Pertamax, dan menuntut ketersediaan BBM Pertalite. Ketiga, menolak kenaikan harga minyak goreng. Serta menuntut Presiden Republik Indonesia, untuk menindak oknum-oknum yang terlibat dalam permasalahan tersebut. Empat, menolak kenaikan PPN sebesar 11 persen karena dinilai memberatkan masyarakat,” pungkas massa aksi. [KM-06]