MEDAN, KabarMedan.com | Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara bersama Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Utara mengadakan Diskusi Online dengan tema Menyikapi Dampak COVID-19 Terhadap Dunia Usaha di Sumatera Utara, pada Selasa (21/4/2020).
Diskusi online ini turut diikuti oleh jajaran Dewan Pengurus dan Direktur Eksekutif Kadin Sumut dan Kadin Kabupaten/Kota, Kepala Perwakilan BI Sumatera Utara beserta jajarannya, Ketua Asosiasi, Disperindag Sumut, Bappeda Sumut, PT. Telkom, BUMN dan BUMD, serta kalangan tokoh di Sumut yang notabene seorang pengusaha.
Moderator dalam kegiatan ini yakni Wakil Ketua Umum Kadin Sumut Bidang Perbankan, Hendra Arbie dengan Host Wakil Ketua Umum Kadin Sumut Bidang Telematika, Penyiaran dan Ristek, Oky Irawan.
Ketua Umum Kadin Sumut, Ivan Iskandar Batubara dalam sambutannya menyampaikan, bahwa pandemi COVID-19 sudah mewabah di Indonesia selama sebulan lebih. Hampir semua sektor industri terkena dampaknya.
“Karena itu Pemerintah perlu secepatnya memberikan sejumlah insentif ke dunia usaha agar perekonomian nasional dan daerah bisa tetap bergerak dan potensi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bisa dihindari seoptimal mungkin,” ucapnya.
Dia menambahkan, selama ini Sumatera Utara sebagai penopang perekonomian nasional, dimana pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tumbuh diatas rata-rata perekonomian nasional.
“Dunia usaha saat ini hanya mampu untuk bertahan, dengan harapan pemerintah segera memberikan stimulus yang diminta kalangan dunia usaha hingga Rp1.600 triliun. Pemerintah harus menambah jumlah stimulus dari saat ini Rp405 triliun menjadi Rp1.600 triliun untuk memitigasi dan menangani dampak virus corona. Stimulus yang dikeluarkan Pemerintah belum ideal, terutama jika dikaitkan dengan jumlah 93 juta masyarakat miskin dan rentan miskin, serta pengusaha kecil dan pekerja informal yang belum tersentuh bantuan,” beber Ivan.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat yang merupakan narasumber dalam kegiatan ini memaparkan, beberapa diantaranya agenda perkembangan virus corona atau di Indonesia, dampak terhadap perekonomian, dampak terhadap inflasi, dampak terhadap kemiskinan dan ketenagakerjaan, perkembangan stabilitas sistem keuangan dan kebijakan Bank Indonesia.
Ia mengatakan, peran BI Sumatera Utara dalam mendukung pengembangan UMKM pada masa COVID-19 antara lain melakukan fasilitasi pendampingan UMKM melalui WhatsApp Group. Sehingga setiap pelaku usaha binaan dapat bekonsultasi dengan Pembina yang tersertifikasi, mengenai kendala yang dihadapi di tengah pandemi COVID-19.
Wiwiek menyebut, data hingga kini dengan 14 April 2020, ada sekitar 183.000 kartu prakerja di Sumatera Utara.
“Namun sampai saat ini hanya berkisar 14.000 yang mendaftar. Dari data ini maka masih banyak peluang yang ada bagi pekerja yang ingin mengikuti program ini,” ungkap dia.
Kemudian Wakil Ketua Umum Bidang Perbankan, Hendra Arbie, selaku moderator yang notabene adalah pengusaha yang bergerak di bidang Perhotelan juga mengungkapkan bahwa seluruh pekerja perhotelan yang dirumahkan sudah termasuk di angka 14.000 yang terdaftar.
Dengan demikian diharapkan bagi pekerja yang terimbas akan COVID-19 ini hendaknya dapat mendaftar dalam mengikuti kartu prakerja. Walau menurut Hendra bahwa program pelatihan online ini sebenarnya kurang efektif, dimana saat ini sudah banyak media seperti YouTube yang menyediakan tutorial dan pelatihan segala sektor dengan gratis.
“Tinggal disesuaikan pekerja ingin memilih sektor yang mana. Alangkah baiknya, dana yang ada dalam program ini bisa dialihkan dalam pengadaan sembako (beras dan lainya)yang lebih dibutuhkan bagi pekerja yang sudah di PHK,” ungkap Hendra Arbie. [KM-01]