Sepeninggal Neneng, Gajah Siti Akan Tetap Jadi Gajah Tunggangan

MEDAN, KabarMedan.com | Gajah Neneng (55) dan Siti (51) sama-sama menghuni di Kebun Binatang Medan sejak 15 tahun yang lalu menjadi tunggangan pengunjung. Tidak diketahui sejak kapan keduanya menjadi gajah tunggangan. Kini gajah Siti sendirian ‘menanggung beban’ pengunjung yang ingin menungganginya.

Direktur Perusahaan Daerah (PD) Pembangunan, Putrama Al Khairy mengatakan, di Kebun Binatang Medan memang hanya ada dua gajah sumatera tersebut. Keduanya berjenis kelamin betina dan usianya lebih dari setengah abad. “(Siti) akan tetap jadi tunggangan. Tapi kita atur agar tidak capek. Durasinya, karena dia sendiri kan. Tidak sama Neneg, sendiri lah,” katanya.

Dijelaskannya, aktifitas gajah Neneng dan Siti selama ini menjadi tunggangan khususnya ketika hari libur. Menurutnya, yang biasanya menungganginya adalah anak-anak. Di luar itu, kedua gajah selama ini lebih banyak bermain di areal Kebun Binatang yang seluas 30 hektare.

“Ini kebuhtuhan masyarakat juga tinggi. Bagaimana naik gajah itu adalah daya tarik. Kebutuhan masyarakat lah. Bagaimana untuk menyesuaikan tapi tidak mengarah ke situ,” katanya.

Dia menambahkan, selama ini untuk dapat menunggang gajah, pengunjung dikenakan tarif sebesar Rp 5000 – Rp 10.000/orang. Dia mengaku sedang tidak memegang data berapa banyak orang yang menunggang gajah setiap hari libur.

Pantauan di lapangan, gajah Siti tidak terlihat berada di sekitar lokasi nekropsi gajah Neneng. Seorang penjual minuman di sekitar, Yani mengatakan, kemungkinan besar gajah Siti sedang diangon oleh mahout atau pawang gajah untuk mencari makan. “Tapi mungkin juga lagi bawa tamu bang, keliling,” katanya singkat. [KM-05]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.