Soft Opening Rumah Sakit Pendidikan USU

KABAR MEDAN | Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi berharap Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Sumatera Utara (USU) lebih mengedepankan orientasi menelurkan tenaga medis berkualitas, dibanding mencari keuntungan finansial dari bisnis pelayanan kesehatan. Sebagai lembaga pendidikan bidang kesehatan, RSP USU diharapkan mampu mengembalikan kiblat pendidikan medis ke Sumut.

Harapan tersebut disampaikan Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi dalam acara Soft Opening RSP USU di Jl Dr Mansyur Medan, Kamis (4/12/2014).

Hadir dalam acara tersebut Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI Prof Dr dr Akmal Taher, Sp.U(K), Rektor USU Prof Dr dr Syahril Pasaribu, mewakili FKPD Provsu, para dekan dan guru besar di lingkungan USU, Kepala BKKBN Widwiono, Kadis Kesehatan Medan, Dirut Islamic Development Bank (IDB), Dirut RS USU Prof dr Chairul Yoel, Sp.A(K), para direktur RS di Medan serta para dokter dan mahasiswa kedokteran USU.

Dalam kesempatan itu, Tengku Erry Nuradi menyatakan, Fakultas Kedokteran USU sempat menjadi primadona bagi calon mahasiswa dari sejumlah negara di Asia, terutama Malaysia. Tidak sedikit mahasiswa asal Malaysia yang menuntut ilmu medis di Fakultas Kedoteran di Medan, termasuk di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) sekitar tahun 90an.

“Itu sebagai bukti bahwa kualitas pendidikan kesehatan di sejumlah universitas di Medan tergolong lebih baik. Tetapi saat ini, mahasiswa dari Medan malah menuntut ilmu ke sejumlah negara lain. Bahkan masyarakat kita ramai yang berobat ke Penang dengan alasan dan pertimbangan efesiensi biaya dan keyakinan untuk sembuh,” ujar Erry.

Erry menegaskan, teknologi dan sarana kesehatan di Indonesia tidak kalah dibanding dengan negara lain, begitu juga kualitas tenaga medis yang tersedia. Namun kiblat masyarakat berobat kini telah bergeser ke Malaysia dan Singapura.

“Dengan dibukanya Rumahsakit Pendidikan USU, saya sangat berharap, kiblat pendidikan kesehatan bisa kita kembalikan ke Sumatera Utara,” harap Erry.

Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam mengembalikan kiblat pendidikan medis tersebut adalah dengan mengedepankan kualitas pendidikan kesehatan, tidak sekadar mencari keuntungan dari bisnis pelayanan kesehatan.

“Kita menyadari, bisnis pelayanan kesehatan sangat menggiurkan. Tetapi kita juga harus ingat, tanggungjawab dalam menelurkan SDM yang berkualitas di bidang kesehatan. Ketersediaan SDM dokter dan tenaga medis akan sejalan dengan teknologi kesehatan,” ujar Erry.

Lebih lanjut Erry mengimbau staf pengajar dan manajemen RSP USU tidak sekadar memberikan pendidikan medis semata kepada para calon dokter, namun juga keahlian psikologis. Keahlian tersebut dinilai dapat mendukung proses penyembuhan.

“Proses penyembuhan tidak hanya soal medis saja. Tetapi dokter dituntut untuk mampu menularkan keyakinan kepada pasien untuk sembuh dengan terapi psikologi. Kombinasi keduanya telah diterapkan di sejumlah rumahsakit ternama di Penang dan Kuala Lumpur. Itu salah satu alasan mengapa masyarakat kita lebih memilih berobat ke luar negeri,” ujar Erry.

Pelayanan maksimal dan bernurani juga menjadi hal yang wajib dibudayakan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Tidak jarang biaya yang relatif mahal di dalam negeri, diagnosa yang kurang tepat, menjadi persoalan lain hingga masyarakat Indinesia memilih berobat keluar negeri.

“RSP USU ini harus menjadi contoh rumahsakit pendidikan yang membekali calon dokter dan tenaga medis dengan berbagai keahlian. Saya yakin, kiblat pendidikan kesehatan akan kembali ke Sumut,” ujar Erry.

Sementara Dirjen Bina Upaya Kesehatan Kemenkes RI Prof Dr dr Akmal Taher berharap, RSP USU mampu menyusun program studi sesuai dengan kebutuhan dunia pendidikan bidang kesehatan.

“Rumah sakit ini diharapkan dapat meningkatkan mutunya dan bisa bergerak cepat mengikuti perubahan-perubahan yang ada,” sebut Taher.

Taher juga yakin, RSP USU akan berkembang pesat dalam 5 tahun ke depan karena Sumut memilili potensi, baik SDM staf pengajar, dosen dan calon dokter berbakat.

“Tentu itu akan terwujud jika RSP USU memiliki komitmen yang tinggi dalam mengembangkan dunia medis bertaraf internasional,” tutup Taher. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.