Ukuran Lebih Besar, Kambing Boerka Lebih Potensial

DELI SERDANG, KabarMedan.com | Memelihara kambing bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia. Beberapa jenis kambing yang umum dipelihara masyarakat di antaranya kambing Peranakan Etawa (PE), kambing etawa, kambing kacang, kambing mrica, kambing samosir, kambing muara, kambing gambrong, dan lain sebagainya.

Loka Latih (Lolit) Kambing Potong Sei Putih, mengoleksi 10 jenis kambing. Salah satunya kambing kacang. Kambing ini banyak dipelihara masyarakat. Ukuran badannya kecil. Bobot lahirnya hanya 1,6 – 1,8 kg. Saat lepas dari induknya, bobot kambing kacang hanya 6 – 8 kg dan ketika sampai usia satu tahun, berat badannya sekitar 20 kg.

Berbeda dengan kambing boer yang ukurannya lebih besar. Karenanya, kedua kambing asal dua benua berbeda itu dikawinkan dan cocok. Balitbang Pertanian berkepentingan melakukan persilangan untuk perbaikan genetik. Hasilnya, kambing boerka. Perbedaannya bisa dilihat sejak lahir yang bisa mencapai 2,6 kg – 2,8 kg.

Saat lepas dari induknya, 10 kg – 12 kg, lalu saat usianya menginjak setahun, berat badannya mencapai 30 kg, bahkan lebih. “Kambing boerka ini, memiliki kelebihan reproduksinya yang tinggi seperti kambing kacang dan ukurannya sebesar kambing boer. Jadi ini lebih potensial dikembangkan,” kata Kepala Loka Penelitian (Lolit) Kambing Potong Sei Putih, Simon Elieser Sinulingga, Kamis (21/3/2019).

Simon mengatakan kambing boerka adalah hasil dari kawin silang atau cross breeding antara kambing Boer dari Afrika Selatan dan kambing kacang dari Indonesia.  Sebelumnya, mereka pernah menyilangkan kambing boer dan etawa, bernama boerawa. Bukan tanpa alasan memilih kambing boer disilangkan dengan kambing kacang.

Untuk memeliharanya juga tidak sulit. Bisa dengan sistem kandang, bisa juga dengan penggembalaan. Dia yakin, jika pemeliharaan kambing boerka dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan daging yang selama ini hanya dari sapi, ayam dan lainnya.

Pemerintah sendiri sudah memberikan perhatian terhadap potensi daging kambing. Bahkan istilah yang digunakan kini tidak lagi swasembada daging sapi, namun swasembada protein atau swasembada daging yang terdiri dari daging sapi, kambing dan lainnya. Kebutuhan akan daging kambing cenderung meningkat. [KM-05]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.