MEDAN, KabarMedan.com | Pemerintah Kabupaten Toba, Sumatera Utara angkat bicara terkait pemberitaan yang viral mengenai pemukulan pasien Covid-19 di Kampung Bulu Silape, Kecamatan Silaen, Toba Samosir.
Awalnya informasi yang beredar adalah Salamat Sianipar (45) ramai-ramai dipukuli warga satu kampung akibat dinyatakan positif Covid-19. Warga dikabarkan menolak upaya isolasi mandiri yang akan dilakukan Salamat hingga mengusirnya dari kampung.
” Bukan untuk kekerasan, hanya mengamankan. Saya lihat masyarakat desa juga sangat peduli dengan pak Salamat Sianipar ini,” kata Bupati Toba, Poltak Sitorus pada Minggu (25/7/2021).
Poltak mengatakan hal itu setelah pihaknya sudah menemui pihak keluarga dari Salamat untuk mendapatkan informasi terkait hal ini. Poltak mengatakan pemerintah Kabupaten Toba telah membawa Salamat ke RSUD Porsea untuk menjalani perawatan.
Sementara itu Kepala Desa Pardomuan, Toba, Timbang Sianipar, mengatakan pihaknya melakukan isolasi mandiri kepada Salamat Sianipar di lokasi yang sudah disetujui oleh pihak keluarga. Kebutuhan Selamat saat isolasi juga sudah dipenuhi oleh pemerintah Desa.
“Beras 1 karung, telur 1 papan, dencis 2 kaleng, garam, minyak goreng, sabun mandi, sudah kami siapkan untuk saudara Selamat Sianipar,” ucap Timbang Sianipar.
Ia juga mengatakan, meski sudah ditempatkan di lokasi yang jauh dari rumahnya, Salamat tetap kembali ke rumah. Hal tersebutlah yang kemudian memicu amarah masyarakat. Salamat Sianipar disebut lari dari isolasi mandiri yang harusnya ia jalani.
“Kembali ke rumah orang tuanya lagi, jadi saya langsung terjun ke rumah saudara Selamat Sianipar,” jelasnsya.
Istri dari Selamat, Risma Sitorus, juga mengakui suaminya lari saat menjalani isolasi mandiri. Dia mengaku suaminya diamankan warga karena dirinya beserta anaknya sudah lari terlebih dahulu saat hendak dipeluk oleh Selamat.
“Anak ku mau dipeluk, ‘nggak mau pak’. Lari kami. Jadi warga yang ngapakan nya, kami udah lari ke bawah,” tutur Risma. [KM-06]