Wagubsu Dorong Tapteng Maksimalkan Potensi Wisata

Wagub Sumut Tengku Erry dan isteri Evi Diana Erry bersama Plt Bupati Tapteng Syukran J Tanjung berjiarah dan mengunjungi Makam Mahligai, salah satu situs bersejarah di Desa Aek Dakka, Kecamatan Barus, Tapteng, Rabu (18/3/2015). Rombongan juga menyempatkan diri mengunjungi Pantai Sonasi salah satu pantai terbaik di Tapteng.

BARUS, KabarMedan.com | Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tapanuli Tengah (Tapteng) mengembangkan potensi wisata di daerahnya.

Imbauan tersebut disampaikan Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi bersama Plt Bupati Tapteng Syukran J Tanjung dan rombongan, saat mengunjungi objek wisata religi, Makam Mahligai di Desa Aek Dakka, Kecamatan Barus, Tapteng, Rabu (18/3/2015).

Bersama isteri, Hj Evi Diana Erry, Wagub Sumut menyempatkan diri berjiarah dan mengamati kondisi tumpukan kuburan tua yang terhampar di areal lebih kurang 3 hektar tersebut.

Makam Mahligai terletak diatas bukit. Nama Mahligai berasal dari nama istana kecil pada masa lalu. Terdapat sejumlah makam diantaranya makan Syech Imam Khitil Muazamsyah Biktibai Syech Samsudin Min Biladil Fansury dari negeri Fansyuri dan Syech Zainal Abidin, Syech Ilyas, Syech Samsuddin serta sejumlah makam pengikut lainnya.

Tapteng juga memiliki wisata religi lain yakni Makam Papan Tenggi yang terletak di Desa Penanggahan, Kecamatan Barus, hanya berjarak sekitar 3 kilometer dari Makam Mahligai. Makam Papan Tenggi juga berada di puncak sebuah bukit yang memiliki 710 anak tangga atau sekitar 145 meter.

Dari sejumlah komplek situs makam, Makam Papan Tenggi berada di dataran paling tinggi dibanding komplek makam lainnya, sekitar 200 Meter dari permukaan laut (Mdpl). Dari lokasi Makam Papan Tenggi, terhampar pemandangan indah dengan hamparan sawah dan hutan ditingkahi laut biru.

Tidak kalah menarik adalah Makam Tuan Syech Maqdum yang berada di Desa Bukit Putu Pangan yang terhampar diatas areal seluas 421,18 m2 dengan ketinggian 5 Mdpl/ Lokasinya berada sekitar 500 meter ke arah pantai menuju kota Kecamatan Barus. Untuk sampai ke lokasi makam, pengunjung harus menaiki 80 anak tangga. Selain makam Makam Tuan Syech Maqdum, di komplek yang sama juga terdapat sejumlah makam pengikutnya.

Makam lain adalah Makam Tuan Ambar di Desa Pangahan, Kecamatan Barus Utara, sekitar 200 meter dari tepi jalan. Sebelum dilakukan pemugaran oleh Pemkab Tapteng, sebagian besar batu nisan tidak lagi terpacak ke tanah. Dari sekian nisan, hanya satu batu yang bertarikh yang memuat nama almarhum.

Makam Tuan Ibrahim Syah di Kecamatan Barus menambah kekayaan situs sejarah di Kabupaten Tapteng. Makam Tuan Ibrahim Syah atau Syeh Batu Badan ini berada di Simpang Tiga, Desa Putu Pangan, berdekatan dengan Makam Papan Tenggi, hanya berjarak sekitar 300 meter saja.

Tuan Ibrahim Syah merupakan raja pertama di Barus. Almarhum wafat akibat dibunuh musuhnya pada 825 Hijriah.

Salah satu keunikan makam ini terdapat batu papan yang memanjang dari arah kepala hingga kaki. Batu papan itu terlihat menghimpit diatas makam. Batu Papan diatas kuburan sengaja diletakkan agar makan tidak dibongkar orang.

Selain makam para penyebar agama Islam, juga terdapat makam dan prasasti yang menyimpan semangat perjuangan dalam merebut kemerdekaan. Salah satunya adalah makam pahlawan nasional Dr Ferdinas Lumbantobing di Kecamatan Kolang, Tapteng.

Erry juga mengatakan, Tapteng memiliki prasasti Batu Ping di Kecamatan Andam Dewi. Batu Ping merupakan prasasti peringatan perjuangan ALRI Sektor S, Pangkalan Sumatera Utara, Sub Terr VIII Komando Sumatera pada tahun 1945-1949. Prasasti ini diresmikan Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Madya TNI Muhamad Arifin pada 25 April 1991.

Sejarah perjuangan di Tapteng juga ditandai dengan Tugu Perjuangan Perang Gerilya di Kecamatan Situhuis, Tapteng. Tugu ini diresmikan Menko Polkam RI Jend TNI M Panggabean, merupakan simbol perjuangan masyarakat Tapteng dalam merebut kemerdekaan.

Banyak prasasti lain yang menjadi simbol sejarah perjuangan, seperti Prasasti Sejarah Batu Lobang di Kecamatan Sitahuis, Monumen Perjuangan Oswald Siahaan di Kecamatan Tapian Nauli, serta makan Raja Sasi Hutagalung Saritaon Panggabean gelar Tuang Engal di Kecamatan Sitahuis yang berhubungan dengan adat dan kebudayaan.

“Makam dan situs sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia ini sangat berpotensi menjadi objek wisata religi. Jiarah ke makam bersejarah dapat meningkatkan ketaqwaan. Begitu juga dengan prasasti dan tugu perjuangan. Keberadaannya menjadi simbol perjuangan yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang,” sebut Erry.

Erry menegaskan, keberadaan makam dan situs bersejarah di Tapteng harus mendapatkan perhatian serius dari Pemkab Tapteng, karena potensial mendatangkan wisatawan, arkeolog, sejarawan serta pelajar baik lokal, nasional maupun internasional.

“Pengembangan wilayah jangan sampai merusak situs yang ada. Untuk itu, Pemkab Tapteng harus memperhatikan pengelolaan tata ruang secara konfrehensif. Tidak mengizinkan pembangunan yang melanggar master plan yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah,” saran Erry.

Sementara Plt Bupati Tapteng, Syukran J Tanjung mengatakan, daerahnya memiliki sedikitnya 10 destinasi wisata pantai yang sangat potensial dikembangkan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Tapteng. Objek wisata pantai itu yakni Pantai Binasi, Putri, Bilalang, Sosor Godang, Kalimatung, Kalangan, Batu Gerigis, Pandan, Kade Tego dan Pantai Sitiristiris.

“Banyak lagi kawasan pantai yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri di Tapteng. Sebagian besar telah mendapat sentuhan, sedang sebagian lagi belum dimaksimalkan,” ujar Syukran.

Menurut Syukran, Pemkab Tapteng terus melakukan pembenahan wilayah di berbagai sektor guna mendukung PAD, tanpa terkecuali menggerakkan bidang perdagangan dan jasa.

“Semua sektor yang berkaitan dengan insfrastruktur, maritim, energi dan pangan, menjadi prioritas Pemkab Tapteng, sesuai dengan program yang telah dicanangkan pemerintah pusat,” sebut Syukran.

Usai mengunjung Makam Mahligai, rombongan kemudian mengunjungi pantai Sonasi, salah satu pantai terbaik di Tapteng. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.