World Migratory Bird Day 2017, Lestarikan Alam dan Lingkungan

MEDAN, KabarMedan.com |  Peringatan Hari Burung Migran Sedunia atau World Migratory Birdday (WMBD) 2017 yang diperingati setiap bulan Mei, menggugah dan mengajak masyarakat bersama Pemerintah untuk lebih peduli melestarikan alam dan lingkungan.

Chairunas Adha Putra, Koordinator Wilayah WMBD Sumatera Utara, mengatakan ada 69 jenis burung air baik penetap maupun migran di pesisir timur Deli Serdang. Dari jumlah tersebut, katanya ada 34 jenis merupakan burung pantai migran. Jumlah tersebut mewakili sekitar 49% jumlah jenis burung migran yang juga ditemukan di pesisir Deli Serdang.

“Ini merupakan potensi besar bagi kita karena dilirik masyarakat dunia. Sayangnya belum banyak yang menyadari hal itu, sehingga belum mendapatkan perhatian yang baik,” katanya, dalam acara WMBD 2017 di Kafe Potret, Jalan Wahid Hasyim Medan, Kamis (25/5/2017).

Rendahnya kesadaran masyarakat dibuktikan dengan tingginya aktivitas deflorasi hutan mangrove di sejumlah lokasi, membuat jumlah kunjungan burung pesisir bermigrasi ke Sumatera Utara. Hutan bakau adalah tempat bagi burung-burung ini mendapatkan makanan.

“Kegiatan ini merupakan dari kampanye kita untuk mengajak masyarakat mensyukuri, bahwa Sumut merupakan tempat perlintasan burung migran. Tujuan lainnya untuk mengajak masyarakat merawat alam, ekosistem mangrove sebagai lokasi makan pada masa transit,” ujarnya.

WMBD yang dimulai sejak tahun 2006 lalu, merupakan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan ancaman yang dihadapi oleh burung migran, kepentingan ekologi mereka, dan perlunya kerjasama internasional untuk melestarikannya. Setiap tahun, katanya, orang-orang di seluruh dunia mengambil tindakan dan membuat kampanye publik seperti festival burung, program pendidikan, pameran dan wisata mengamati burung untuk memperingati WMBD.

“Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sejak 2012 hingga 2015, Ncai memprediksikan adanya penurunan jumlah jenis dan populasi burung migran, terutama di kawasan Pantai Labu yang berdekatan dengan landasan pesawat Bandara Kualanamu. Dia melihat ini sebagai akibat dari aktivitas bandara yang semakin sibuk setiap harinya,” jelasnya.

Dalam mengabadikan momen penelitian itu, Ncai mendapat tawaran kerjasama dari fotografer senior, Andi Lubis. Kolaborasi ini menghasilkan sejumlah foto dan video yang memvisualkan aktivitas burung migran. Sebuah film dokumenter pendek berjudul “Amazing Wings’ menunjukkan aktivitas burung migran dan kebiasaannya pada masa transit tersebut.

“Saya senang bisa dilibatkan dalam penelitian ini. Saya jadi belajar banyak tentang burung migran ini. Saudara Ncai masih muda dan sudah berbuat banyak untuk ilmu pengetahuan,” pungkasnya. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.