PAKPAK BHARAT , KabarMedan.com | Jakkop Padang, petani jagung di Desa Siempat Rube 2, Kecamatan Siempat Rube, Kabupaten Pakpak Bharat merasa senang dengan bantuan pupuk dari pemerintah yaitu Kementerian Pertanian (Kementan).
Pupuk subsidi yang diberikan pemerintah adalah urea dan SP36. Mewakili para petani jagung di Desa Siempat Rube 2, ia mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan berharap bantuan pupuk ini akan terus berjalan.
“Bantuan yang kita dapat adalah pupuk subsidi. Selama ada itu, stok pupuk kita aman,” ujarnya, Rabu (29/9/2021).
Ia memaparkan, kebutuhan pupuk untuk 1 hektare jagung biasanya mencapai satu setengah ton. Dalam lahan seluas 1 hektare petani bisa memanen jagung 10 sampai 12 ton dengan menggunakan bibit jenis Pioneer 32.
Dimana saat ini harga jual jagung di kalangan petani masih terbilang normal yaitu empat ribu rupiah per kilogramnya.
Harga ini diakuinya sedikit lebih rendah dibandingkan bulan lalu, yaitu 4.600 rupiah per kilogramnya.
“Bulan lalu kita sudah panen 1 hektare, harga jual 4.600 rupiah per kilogram dalam bentuk jagung pipil kadar air 16 persen. Kalau sekarang harga sudah empat ribu rupiah per kilogram. Ini masih termasuk harga normal di kalangan petani,” jelasnya.
Ia menambahkan di desanya masih banyak petani yang menanam jagung. Dimana luas areal penanaman jagung di desanya sekitar 200 hektare.
“Di sini rata-rata masih bertanam jagung, sementara komoditas lain ada cabai, tomat dan sayur,” tambahnya.
Jakkop menjelaskan, kendala yang selama ini dihadapi para petani jagung di desanya adalah hama, babi hutan dan kera. Sehingga, jika para petani ingin hasil panen maksimal, ladang harus terus dijaga.
“Kalau dijaga dapatnya bisa 10 sampai 12 ton per hektar. Kalau tidak dijaga maka hasilnya sedikit bahkan gagal panen,” terangnya.
Walaupun begitu, pihaknya berharap pemerintah terus mendukung para petani jagung di daerah dengan berbagai bantuan yang bisa diberikan.
“Maunya kita, pertanian jagung di daerah tetap didukung dan dimaksimalkan dengan memberi bantuan ke petani. Harapan kita bantuan dari pusat bisa menyentuh petani di daerah secara merata,” tandasnya.
Di tempat terpisah, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Desa Parlilitan, Kabupaten Humbahas Sumut, Holong Hasugian mengatakan harga jagung di kalangan petani cukup tinggi.
“Harga jual jagung saat ini 4.500 rupiah sampai 5.500 rupiah per kilogram. Itu termasuk mahal, sebab harga normalnya hanya 3.000 rupiah per kilogram,” ucapnya.
Lain di Pakpak Bharat lain pula di Humbahas, dalam satu hektare lahan dikatakan Holong bisa diperoleh jagung sebanyak 8 sampai 12 ton.
“Kalau untuk satu hektare yang tanahnya masih bagus produksinya itu bisa delapan sampai sembilan ton, itu yang satu tongkol. Kalau yang dua tongkol bisa sampai 12 ton,” tambahnya.
Alumni Fakultas Pertanian USU ini juga mengatakan bahwa daerah tempat tinggalnya masih banyak petani jagung dan padi. Bahkan, hampir semua di desanya menanam jagung.
Pertanian di Desa Parlilitan juga didukung penuh oleh pemerintah. Terbukti dengan banyaknya bantuan yang diberikan kepada petani.
Ia sendiri mengaku sudah pernah mendapatkan bantuan dari Kementan yaitu Alsintan berupa hand tractor.
“Ada banyak bantuan, tahun 2020 akhir kami dapat hand tractor. Selain itu juga ada bantuan bibit jagung dan pupuk subsidi,” akunya.
Ia berharap Kementan terus memberikan dukungan kepada petani jagung di daerahnya.
“Kalau petani di sini berharap bibit bantuan yang diberikan lebih berkualitas misalnya jenis Pioneer, karena yang diberikan selama ini adalah jenis BISI. Petani juga berharap penyaluran pupuk subsidi lebih merata,” katanya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memastikan ketersediaan jagung nasional khususnya untuk pakan ternak dalam posisi aman.
Kementerian memastikan stok jagung hingga akhir 2021 masih mencukupi. Diketahui berdasarkan data yang dimiliki Kementan, hingga akhir Desember 2021 stok jagung diperkirakan sebanyak 2,85 juta ton.
“Atas perintah Bapak Presiden, kami diminta untuk melakukan validasi fakta dan cek data di lapanga. Pak Presiden minta tidak hanya data tapi bagaimana fakta yang ada di lapangan, oleh karena itu saya bersama eselon 1 dan 2 Kementan melakukan validasi,” tutur Syaiful.
Syahrul menegaskan ada tiga tujuan pembangunan pertanian nasional yakni menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan menggenjot ekspor.
“Untuk mencapai tujuan itu, maka produktivitas adalah kata kuncinya. Produktivitas harus terus ditingkatkan,” tandasnya. [KM-07]