Suwandi Purba: Isu Polarisasi Korupsi Akhyar Hanya Framing yang Dibuat-buat

MEDAN, KabarMedan.com | Pasangan Calon Wali Kota Medan saat ini disibukkan oleh Kampanye yang sudah dimulai sejak beberapa hari lalu dalam tahapan menuju Pilkada 2020.

Tim pemenangan Akhyar – Salman yang diketuai oleh Ibrahim Tarigan, diwakili oleh Suwandi Purba menyatakan bahwa secara teknis pelaksanaan pihaknya tidak mengumpulkan massa untuk menghindari kerumunan.

“Kita mengikuti protokol kesehatan serta peraturan dari KPU, kita tidak pernah mengumpulkan massa dalam jumlah yang besar, dan kalau kegiatan tatap muka, kita lebih melingkup pada kegiatan ramah tamah, bukan dengan jumlah massa yang besar,” ujar Suwandi, Rabu (30/9/2020).

Ia menyatakan bahwa keterlibatan relawan beserta antusiasme yang ada menjadi wadah yang mempertemukan pasangan Akhyar – Salman dengan masyarakat.

“Jadi banyak komunitas dan relawan mengundang Pak Akhyar dan Ustad Salman ke komunitas-komunitas warga, baik dalam bentuk perwiritan, banyak diundang juga Shalat Subuh berjamaah di Masjid, tapi itu menghadiri ya bukan dalam bentuk kampanye,” ujarnya.

Wakil Ketua Tim Pemenangan Akhyar – Salman itu juga menanggapi terkait labeling terjebak polarisasi korupsi terhadap Akhyar yang digadang dapat menjadi kesulitan sang kandidat dalam mendapat kepercayaan masyarakat. Ia menyatakan bahwa Akhyar sama sekali tidak pernah terseret kasus tersebut.

“Secara kasat mata publik Medan itu bisa tahu, bisa kita lihat jejak digital, apalagi yang dikaitkan itu adalah kasus Wali Kota sebelumnya, Pak Eldin. Itu ada OTT yang dilakukan KPK, tapi dari alur ketika kasus ini terungkap dan dilakukan penyelidikan oleh KPK, nama Akhyar sama sekali tidak pernah disebut. Baik saat pengumpulan data, maupun ketika prosesnya berjalan pada persidangan, nama Pak Akhyar tak pernah disebut. Malah publik juga sama-sama tahu kalau dalam kasus ini ada yang belum terungkap. Ada sejumlah nama yang disebut ketika kasus itu terungkap namun sampai saat ini tidak tuntas meskipun sempat diperiksa oleh KPK. Saya tidak mau menyebut nama, tapi publik sudah tahu, pihak yang terlibat itu berada dalam kubu sebelah,” kata Suwandi.

Jumlah harta kekayaan yang tertera dalam LHKPN pasangan Akhyar Nasution – Salman Alfarisi menurutnya juga cukup menjadi bukti bahwa keduanya merupakan seseorang yang anti korupsi.

“Lagipula secara LHKPN yang dirilis secara resmi oleh KPK, dia hanya memiliki 1,3 M. Dengan angka yang demikian, saya kira publik tahu bahwa Akhyar adalah orang yang anti korup dan tidak mau memanfaatkan jabatannya. Jadi kalau ada yang menyatakan Akhyar masuk pada polarisasi tersebut, itu hanya framing yang dibuat untuk Pak Akhyar,” tukasnya. [KM-06]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.