JAKARTA, KabarMedan.com | Film produksi MD Pictures pimpinan Manoj Punjabi, Surga Yang Tak Dirindukan (SYTD), berhasil menjadi film dengan jumlah penonton terbanyak di Indonesia per Agustus 2015, sebanyak 1,5 juta penonton. Film bergenre drama yang dibintangi oleh Fedi Nuril, Laudya C. Bella dan Raline Shah ini memang cukup menarik perhatian banyak orang sejak peluncurannya tanggal 15 Juli 2015 lalu, atau dua hari sebelum Lebaran.
Bagaimana tidak, film yang diangkat dari novel karya Asma Nadia ini mengangkat soal isu kontroversial, poligami. Perbedaannya dengan film yang berkisah serupa lainnya, dalam Surga Yang Tak Dirindukan isu tersebut dikemas dengan sangat apik, digambarkan bahwa dalam kondisi tertentu orang bisa dengan terpaksa harus mengambil keputusan tidak mengenakkan, yang pada kenyataannya bisa dialami oleh siapapun. Inilah yang membuat kisah dalam film SYTD terasa dekat dengan keseharian banyak orang.
Animo masyarakat terhadap film SYTD terlihat nyata ketika memasuki hari lebaran ke 2, dimana jumlah penonton setiap harinya terus meroket hingga mencapai 1,5 juta hanya dalam kurun waktu kurang dari 1 bulan.
“Sejak awal saya sudah punya keyakinan bahwa film Surga Yang Tak Dirindukan mampu menarik perhatian banyak orang. Ceritanya bagus, pemainnya berbakat, ditambah tim kerja saya yang sangat solid dan professional, maka lahirlah satu lagi film box office di tanah air buah karya putera bangsa. Tentu saja saya juga bersyukur bahwa film Surga Yang Tak Dirindukan masuk sebagai nominasi di berbagai kategori dalam ajang bergengsi sekelas Festival Film Indonesia tahun 2015 ini,” kata Produser Manoj Punjabi.
Bukti lain juga tercermin ketika dalam kegiatan promosi road show ke beberapa daerah di Indonesia seperti Yogyakarta, Bandung, Makassar dan Medan, hampir semua studio di masing-masing teater penayang full house, alias penuh, tidak tersisa satu bangku pun dari ujung depan sampai ujung belakang. Ini juga merupakan bukti, bahwa film Indonesia yang berkualitas mampu berkibar di negaranya sendiri serta mampu bersaing dengan film-film impor sekalipun. [KM-01]