Sisi Lain Hasan Basri Sagala, “Setiap Langkah Berharga”

Calon Wakil Gubernur, Hasan basri Sagala didampingi istri dalam setiap kegiatan. (Foto: Dokumentasi Tim)

MEDAN, KabarMedan | Nama Hasan Basri Sagala mencuat ketika Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengumumkannya menjadi calon Wakil Gubernur Sumatera Utara, mendampingi Edy Rahmayadi.

Walau begitu, Pria asal Kota Pinang, Labuhan Batu Selatan ini mampu menunjukkan kepiawaiannya saat debat publik Pilgub Sumut pertama berlangsung di Hotel Grand Mercure pada 30 Oktober 2024 lalu.

Pria yang akrab disapa Bang Hasan ini mampu memukau banyak orang dengan public speaking dan pengetahuan yang sangat baik.

Pria kelahiran 10 Juni 1977 itu terlihat percaya diri dan menguasai paggung debat dengan baik. Bahkan, beberapa pihak merasa Edy Rahmayadi beruntung mendapatkan Hasan Basri Sagala sebagai pendampingnya.

Secara fisik, Hasan Basri Sagala terlihat muda di tengah usianya yang hampir mencapai setengah abad. Akan tetapi, Hasan mampu memperlihatkan jiwa mudanya di atas panggung debat.

Banyak yang berdecak kagum dengan kemampuan public speaking Hasan Basri Sagala. Dibandingkan lawannya, Hasan Basri Sagala dinilai lebih unggul menguasai isu-isu Sumatera Utara.

Kemampuan berbicara di depan publik ini tentunya tidak begitu saja ia miliki. Diasah dari pengalamannya berorganisasi di kampus, Hasan mampu membuktikan kepada masyarkat Sumatera Utara bahwa ia pantas menjadi rival berat dalam kontestasi Pilgub Sumut 2024.

Calon Wakil Gubernur Sumut, Hasan Basri Sagala dalam acara di salah satu wilayah di Sumut. (Foto: Dokumentasi Tim)

Dimulai dari organisasi intra kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) sampai senat mahasiswa. Hasan Basri Sagala kemudian menyelami organisi ekstra kampus di PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia). Di sana ia bertemu dengan banyak mahasiswa dari organisasi Cipayung lainnya seperti HMI dan GMNI.

Setelah lulus kuliah, Bang Hasan mulai aktif di Nahdlatul Ulama (NU) dan pengurus besar PMII pusat. Ia mulai mengarungi kerasnya hidup di kota Jakarta selama hampir 24 tahun.

“Walaupun saya di Jakarta, tapi dalam satu tahun bisa tujuh sampai delapan kali pulang Sumatera Utara. Karena semua keluarga saya dan istri masih di Sumatera Utara ,” ucapnya dalam perbincangan santai.

Hasan Basri Sagala kemudian mengikuti kongres Ansor di Surabaya dan bergabung dalam gerakan pemuda Ansor. Ia juga aktif di Banser yaitu Barisan Serbaguna Ansor.

Setelah bertahun-tahun aktif di NU, Ansor dan Banser, Hasan Basri Sagala akhirnya ditunjuk menjadi salah satu ketua pusat Ansor. Bahkan di Banser ia menduduki jabatan tertinggi se Indonesia yang bernama Kasat Kornas (Kepala Satuan Koordinasi Nasional) Banser.

“Sebuah kebanggaan bagi saya menjadi putra Sumatera Utara pertama yang menduduki jabatan tersebut. Sebelum-sebelumnya berasal dari daerah lain,” tuturnya mengenang masa lalu.

Setelah tiga tahun memimpin Banser, pada kongres Ansor di Jakarta, Hasan Basri Sagala akhirnya purnatugas dari Ansor dan Banser.

Hasan Basri Sagala benar-benar memulai karirnya dari tingkatan bawah. Ia bahkan pernah menjadi Ketua Remaja Masjid di Jalan Pelajar Medan di Masjid Baiturahman. Hal ini terus dilakukannya bahkan ketika ia merantau ke Jakarta. Hasan aktif sebagai Sekretaris Lembaga Takbir Masjid (LTM).

Baca Juga:  Kementerian BUMN Dukung Perlindungan Pekerja Migran Indonesia
Calon Wakil Gubernur Sumut, Hasan Basri Sagala, bersama istri dan pendukung. (Foto: Dokumentasi Tim)

“Keseharian saya tidak lepas dari masjid, mulai dari kampung saya kemudian saya kemana-mana dan dimana-mana tidak pernah lepas dari masjid,” ungkapnya.

Di Jakarta, ia juga menjadi nazir masjid Abdurrahman Wahid di kantor Ansor. “Kita aktivis NU ini memang tidak jauh-jauh dari masjid lah,” katanya.

Bukan hanya NU, Hasan Basri Sagala juga aktif di JBMI (Jamiyah Batak Muslim Indonesia).

Selain organisasi, profesi Bang Hasan ternyata tidak kaleng-kaleng. Bang Hasan pernah menjabat Sekretaris BPET (Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme) di Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Posisi terakhirnya sebelum mencalonkan menjadi Wakil Gubernur Sumatera Utara adalah tenaga ahli Menteri Agama di era Presiden Joko Widodo. Bahkan, hingga saat ini, Hasan Basri Sagala masih menjabat sebagai Komisaris Independen di salah satu perusahaan asuransi terkemuka di Jakarta.

Pria empat anak ini mengaku tujuannya menjadi pendamping Edy Rahmayadi adalah untuk membangun kampung halamannya yaitu Sumatera Utara. Sebagai salah satu putra daerah, keinginannya adalah menjadikan Sumatera Utara sebagai salah satu provinsi terbaik di Indonesia.

Aktif di organisasi bagi Bang Hasan adalah ilmu yang tidak diperoleh di sekolah formal. Setiap langkah yang ia jalani menurutnya akan memberikan pelajaran dan pengalaman baru dalam hidupnya.

“Setiap langkah itu berharga. Saya bukan datang dari keluarga yang berkuasa, jadi bagi saya setiap yang saya jalani akan membawa saya ke atas. Kalau langsung ke atas nanti kita nggak punya ilmu atau pegangan yang kuat ketika berada di posisi yang tinggi. Ketika kita sudah di atas, kita akan bersyukur dan menjaga amanat dengan baik,” paparnya.

Hasan Basri Sagala selalu aktif berkegiatan di masjid. (Foto: Dokumentasi Tim)

Gen Z

Salah satu ketertarikan Bang Hasan adalah Gen Z. Mengingat, anak pertamanya adalah siswa Aliyah (SMA). Sehingga, Bang Hasan merasa perlu menyelami dunia anak muda agar ia dapat mengerti dan memahami apa-apa saja yang perlu dilakukan.

“Kita ini memiliki bonus demografi yang luar biasa. Jadi kita harus memahami dunia anak-anak muda khususnya yang kreatif dan inovatif sehingga bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa dan negara,” tuturnya.

Bang Hasan menuturkan, misalnya terkait teknologi. Gen Z adalah orang yang paling memahami teknologi yang berkembang di dunia saat ini. Hal itu tentunya akan menjadi manfaat bagi pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan.

Akan tetapi, menurutnya anak-anak muda sekarang banyak menyerap informasi yang dangkal. Karenanya, diperlukan generasi yang gemar mencari tahu secara mendalam. “Sekarang kan teknologi menciptakan banyak informasi yang beredar cepat. Tapi kan tetap kita harus mendalami informasi yang beredar agar lebih fokus dan mendalam,” ujarnya.

Baca Juga:  Aktivis Eksponen Cipayung Sumut Beri Dukungan Kepada Bobby-Surya

Sementara, terkait masalah Mental Health yang saat ini menjadi salah satu hal menakutkan bagi Gen Z, Bang Hasan mengatakan salah satu kuncinya adalah komunikasi. Dalam pembangunan negara, titik awalnya dimulai dari keluarga. Komunikasi dalam keluarga akan menciptakan generasi emas yang bahagia dan sehat sehingga dapat menciptakan kreativitas dan inovasi yang bermanfaat bagi semua orang.

“Misalnya saya sebagai kepala keluarga, harus membangun komunikasi bersama istri dan anak-anak. Kerjasama berdua sama istri bagaimana keadaan anak-anak hari ini,” ucapnya.

Salah satu pesan Bang Hasan kepada orang tua khususnya Ayah adalah membangun komunikasi dengan istri dan anak-anak yang baik.

“Ayah memiliki peran utama dalam berkomunikasi dengan anak-anak dan istri. Maka seorang ayah jangan malu menunjukkan kasih sayangnya kepada istri dan anak-anak. Karena anak-anak itu amanah dari Allah SWT yang dititipkan kepada kita, maka harus kita jadikan mereka anak-anak yang soleh dan soleha serta berguna bagi masyarakat,” jelasnya.

Mendengarkan aspirasi warga dalam setiap kunjungan. (Foto: Dokumentasi Tim)

 

Bang Hasan di mata istri

Selama kampanye, Bang Hasan kerap didampingi oleh sang istri tercinta, Linda Sahfitri Hasibuan. Peran istri di mata Bang Hasan adalah sebagai pendamping dalam membina rumah tangga dan menjalani hidup.

Bang Hasan menceritakan awal mula mengenal istrinya yang merupakan kakak dari istri temannya. Ternyata, orang tua dari istri Bang Hasan adalah dosen di kampusnya dulu. Setelah beberapa kali pertemuan dan menjadi dekat, akhirnya Bang Hasan memutuskan untuk segera menghalalkan Linda Sahfitri Hasibuan.

“Langkah, jodoh, pertemuan dan maut itu kan rahasia Allah, jadi bagi saya istri ini adalah rahasia Allah yang diberikan kepada saya. Saya sangat bersyukur,” ucapnya.

Linda Sahfitri Hasibuan mengungkapkan perilaku suaminya yang selalu membuat hatinya luluh adalah kesabaran dan sikap tenang yang selalu ditunjukkan dalam keluarga, khususnya kepada istri.

Sosok Bang Hasan dinilai sangat sabar apalagi menghadapi mood perempuan yang suka naik turun. “Beliau ini kalau menghadapi saya itu sangat tenang dan sabar. Apalagi kita tahu ya kalau dalam rumah tangga, wanita itu emosinya naik turun. Nah beliau akan menghadapinya dengan tenang dan sabar sekali,” tuturnya.

Mengarungi rumah tangga kurang lebih 17 tahun bersama BangHasan menurut Linda Sahfitri Hasibuan, memberikan banyak pengalaman, pelajaran dan kebahagiaan. Bang Hasan dinilainya tidak malu menunjukkan kasih sayang dan perhatian kepada keluarga di depan umum. Menurutnya itu menjadi salah satu poin penting dalam keluarga. [KM07]

 

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.