Bayi Penderita Hydrocephalus Harapkan Bantuan Dermawan

DELISERDANG,  KabarMedan. com  | Zahra Lestari tidak dapat melakukan aktifitas apapun layaknya seorang bayi. Bayi berusia 1,7 tahun ini hanya bisa terbaring dan bermain dengan kompeng miliknya.

Zahra menderita penyakit Hydrocephalus (kepala membengkak dua kali lebih besar) sejak lahir. Putri kedua pasangan Pringgo Krono (35) dan Sunita (33) warga Jalan Rehulina, Dusun II, Desa Tanjung Slamat, Kabupaten Deli Serdang, saat ini membutuhkan bantuan dermawan untuk mengobati penyakit anaknya.

Sunita menceritakan, anaknya mulai lahir dinyatakan dokter menderita Hydrocephalus  tertanggal 19 Februari 2016. Kelainan muncul pada tubuh bayi itu, seperti bola matanya yang nyaris tak terlihat ditutupi jidatnya ketika itu.

Berkat bantuan teman sekampung, akhirnya mereka dapat mengurus Kartu Keluarga dan kartu BPJS Mandiri, dan Zahra dioperasi pada 9 Mei 2016 dalam usia tiga bulan. “Saat stabil putriku baru dibawa ke RSUP Adam Malik dan dioperasi disana,” katanya, Minggu (27/8/2017).

Sunita mengaku, di kepala bayinya kini terpasang selang hingga ke perut, untuk membuang cairan di kepalanya ke saluran air seninya. Selang itu dipasang sejak bulan 9 Mei 2016 lalu.

Baca Juga:  Kajari Sergai Terima Penghargaan Keberhasilan Tim PAKEM Menjaga Kerukunan Beragama Sepanjang Tahun 2024

“Ada ditanam selang untuk membuang cairan kepalanya dan harus menjalani kontrol setiap sebulan sekali ke RSUP Adam Malik. Terakhir kontrol September  2016 ,” ungkapnya.

Sunita mengatakan, sudah setahun putrinya tersebut berhenti berobat. Alasannya, mereka tidak mampu lagi membayar iuran BPJS Kesehatan.

“BPJS udah setahun nunggak. Susu saja pun tak bisa lagi kami beli, pada hal dokter menyarankan agar rutin minum susu,” ucapnya.

Ia menjelaskan, suaminya hanyalah kuli bangunan yang tidak rutin memiliki pekerjaan. Penghasilan yang didapatkan Rp 60.000 per hari tidak cukup disisihkan membayar BPJS perbulannya.

Sunita juga tidak lagi bekerja sejak anaknya lahir, dan harus berhenti dari status buruh tani yang awalnya  bergaji Rp 40.000 perharinya. Persoalan yang dialami anaknya itu memang telah sampai ke Kepala Desa, Camat hingga DPRD Deliserdang. Namun, belum ada tindak lanjut untuk memudahkan pengobatan putrinya.

“Kami pernah sekali dibantu Kepala Desa Rp 250 ribu, Camat Rp 250 ribu sama beras segoni, makanya kami bisa sewa rumah. Kemarin sempat kendala uang sewa rumah, karena suami saya ditipu. Untunglah ada bapak yang bantu malam itu,” jelasnya.

Baca Juga:  Kajari Sergai Terima Penghargaan Keberhasilan Tim PAKEM Menjaga Kerukunan Beragama Sepanjang Tahun 2024

Ia pernah memohon kepada Kepala Dusun, DPRD agar mereka didaftarkan menjadi peserta Kartu Indonesia Sehat. Namun, hingga kini belum ada pendataan ulang

“Kami minta tolong supaya dialihkan ke KIS, biar anak kami bisa berobat lagi. BPJS sebelumnya kelas tiga sudah telat setahun. Kami ada empat orang serumah, jadi bayarnya Rp 25 ribu/bulan dan dikali empat Rp 105 ribu. Kami berharap dapat KIS itu,” tambahanya.

Sejauh ini biaya perobatan semasa putrinya sakit sudah menghabiskan biaya jutaan rupiah. Sunita pun berharap para donatur dapat membantu pengobatan anaknya. “Kalau bisa para donatur dapat membantu pengobatan anakku saja,” pungkasnya.

Para dermawan dapat menghubungi nomor orang tua Zahra di 082274980020, dan tali asih ke nomor rekening Simpedes BRI 532201010423530 atas nama Sunita. [KM- 03]

 

 

 

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.