MEDAN, KabarMedan.com | Angin puting beliung merusak 45 rumah warga di Desa Amplas/Tambak Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang pada Rabu (7/4/2021) sore dari skala ringan hingga berat. Seorang anak terluka di keningnya akibat tertimpa batu bata yang terbawa angin.
“Total rumah yang kena ada 45 rumah,” ujar Kepala Desa Amplas, Edi Purwanto ketika ditemui di lokasi kejadian pada Kamis (8/4/2021) siang.
Dengan adanya kejadian puting beliung ini pihaknya bersama Kepala Dusun, dan Camat sudah melakukan penanggulangan sejak Rabu malam dengan memberikan bantuan logistik. Selain logistik, juga sudah dilakukan analisis kerugian dan berkoordinasi dengan BPBD Deli Serdang.
“Ada korban luka, sudah difasilitasi di bidan. Tidak begitu serius. Korban anak-anak,” katanya.
Pantauan di lapangan, personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Deli Serdang sudah berada di lokasi kejadian dan membantu warga mulai dari pendirian posko, pemasangan seng, pembagian logistik dan lainnya. Begitu pun dengan pihak Polsek Percut Sei Tuan juga datang membawa bantuan beras dan diberikan kepada korban bencana.
Kapolsek Percut Sei Tuan, AKP JP Napitupulu mengatakan pihaknya mencatat ada 45 rumah terdampak angin puting beliung yang terjadi pada Rabu (7/4/2021) sekitar pukul 15.00 WIB. Pihaknya datang ke lokasi membawa bantuan logistik berupa sembako untuk diberikan kepada warga yang terdampak.
“Saat ini kami berada di sini memberikan sembako kepada saudara-saudara kami yang terkena musibah. Semoga dengan bantuan ini dapat membantu bapak itu yang terkena bencana alam. Mudah-mudahan rekan-rekan lainya turun ke sini untuk memberi bantuan,” katanya.
Dijelaskannya, pihaknya juga akan memberikan jamina keamanan dan ketertiban masyarakat secara maksimal dengan menempatkan Bhabinkamtibmas dari desa-desa terdekat untuk digeser ke lokasi bencana.
“Bhabinkamtibmas dari desa yang terdekat akan kita geser ke sini dengan melakukan LKMD, dan posko-posko juga telah disiapkan. Inii langkah awal yang dilakukan saat ini,” katanya.
Sri Hardiyanti (30), salah satu korban yang rumahnya mengalami kerusakan paling parah menjelaskan, angin puting beliung terjadi bersamaan hujan deras pada sore hari. Saat itu, dia sedang tidur bersama dengan 3 orang anaknya yang masih kecil. Dia terbangun setelah mendengar suara kletek-kletek di rumahnya.
Dia lalu keluar dari kamar dan melihat angin semakin kencang. Dia lari ke belakang rumah, angin semakin tidak keruan. Dia lalu bangunkan ketiga anaknya dan berusaha keluar dari kamarnya. Namun saat itu, atap rumahnya sudah berterbangan. Begitupun batu-batu juga sudah terikut angin. salah satu batu yang jatuh mengenai kepala anaknya.
“Itu pintu dibuka payah kali. Untung kami senderan di tembok itu. Kalau tidak entah kek mana,” ujarnya.
Akibat puting beliung, tembok bagian depan rumahnya jebol, atap rumah berupa kayu dan sengnya terbang, kulkas, televisi, kipas angin rusak dan tak bisa digunakan lagi. “Untung maish ada handphone ini yang masih bisa hidup, padahal semalam posisi sedang dicas dan digantungin. Kena ujan ternyata tetap bisa hidup. Lainnya tak ada lagi yang bisa dipakai,” katanya.
Terlihat di depan rumahnya, dua tempat tidur dijemur di halaman rumahnya. Seng-seng juga tertata di sampingnya. Batu-batu bata baru sebagian saja yang disusun ulang. Sebagian besar masih dalam kondisi berserakan. Irawan (37), suami Sri Hardiyanti mengaku kaget dengan kodnisi rumahnya lantaran dia tak mendapat kabar sebelumnya.
“Saya posisi semalam sedang bekerja bangunan, sampai rumah kok jadi gini rumah kami,” katanya. [KM-05]