Badan Warisan Sumatra Gelar Workshop Pelestarian Bangunan Bersejarah

KABAR MEDAN | Keberhasilan kota-kota besar di berbagai negara yang ada di dunia menjadi sebuah semangat baru bagi para pelaku pelestarian heritage di banyak kota-kota yang memiliki kekayaan warisan pusaka atau heritage. Seperti halnya Medan yang memang memiliki keunikan dan kekayaan heritage.

Belanda misalnya, kota Amsterdam dan beberapa kota lainnya di negeri ini melakukan upaya penyelamatan dengan membentuk sebuah dewan kota yang memberikan perhatian khusus kepada bangunan-bangunan bersejarah yang ada di inti kota yang sempat hampir dihancurkan dan tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Saat ini, kota-kota tersebut tidak hanya menarik karena arsitekturnya yang unik dan menjadikannya destinasi wisata, tetapi juga terawat dan diminati masyarakat kota sebagai kawasan hunian yang nyaman dan bergengsi.

Hasti Tarekat, salah satu Pendiri Badan Warisan Sumatra (BWS) yang saat ini menetap di Belanda dan aktif mengajar sekaligus sebagai konsultan heritage di Belanda; membagikan model penyelamatan bangunan bersejarah yang sudah berhasil dilakukan di Belanda dalam Seminar dan Workshop Pelestarian Bangunan Bersejarah dan Manajemen Pelestarian Pusaka Kota Medan yang diadakan oleh Badan Warisan Sumatra (BWS) bekerja sama dengan Universitas Sumatra Utara (USU).

Dalam seminar dan workshop yang akan diadakan Senin, (3/11/2014), di Ruang IMT GT, Lantai II, Gedung Biro Pusat Administrasi (BPA) USU ini, Hasti Tarekat memaparkan tentang perusahaan restorasi kota yang menjadi alternatif solusi untuk menyelamatkan kawasan bersejarah yang ada di Indonesia. Berbekal pengalaman yang sudah ia dapatkan di Belanda, Hasti akan membagikan berbagai masukan untuk pelestarian bangunan bersejarah di kota Medan.

Hadir pula Cor Passchier, seorang konsultan arsitektur dari Belanda yang memaparkan tentang bagaimana masa kini bisa bernegosiasi dengan peninggalan masa lalu dengan mengintegrasikan kondisi lingkungan perkotaan dengan identitas kota dan nilai-nilai budaya.

Turut hadir Dr. Asmyta Surbakti, M.Si, salah satu Pengurus BWS dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya USU yang memberikan paparan tentang kawasan bersejarah Lapangan Merdeka Medan sebagai objek daya tarik wisata post modern. Dan Dr. Budi Agustono, M.S yang akan membicarakan tentang tata kelola pelestarian sejarah dan pusaka wilayah Sumatra Utara.

Dalam pembukaan acara, Wakil Gubernur Sumatera Utara, Ir. H. Erry Nuradi, M.Si yang juga merupakan anggota Badan Pendiri BWS, didampingi Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc, Sp.A(K) mengatakan sangat mengharapkan Pemerintahan Kota Medan bisa lebih memperhatikan pelestarian warisan budaya di kota Medan.

“Seminar dan workshop ini mengajak mahasiswa dan dosen serta para pelaku pelestarian heritage dan pihak-pihak terkait untuk membicarakan tentang alternatif solusi pelestarian warisan pusaka di kota Medan,” kata Hairul, Ketua Pelaksana Harian Badan Warisan Sumatra (BWS). [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.