JAKARTA, KabarMedan.com | Data Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemenbudristek), hingga saat ini baru 40 persen sekolah di Indonesia yang telah dibuka untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Menbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengatakan anak-anak Indonesia sudah sangat terancam ketinggalan pelajaran dan kesehatan mental karena selama satu setengah tahun terakhir belajar online.
Menurutnya, situasi pandemi Covid-19 membuat ketimpangan pendidikan di Indonesia semakin nyata dan menjadi tantangan besar.
“Salah satu dari tantangan tersebut adalah ketimpangan geografis dan sosiologis yang menyebabkan tidak semua anak Indonesia mendapatkan akses terhadap pendidikan selama pandemi ini,” kata Nadiem dalam pidatonya di Hari Kesaktian Pancasila, Jumat (1/10/2021).
Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober harus menjadi momentum merefleksikan diri agar Indonesia lebih maju, khususnya dalam hal pendidikan.
Ia mengatakan, pembangunan berkelanjutan yang menyelaraskan potensi sumber daya alam dan manusia adalah hal penting untuk merancang keseimbangan baru yang mengedepankan kemajuan semua kelompok masyarakat dan memprioritaskan konservasi alam.
“Kebangkitan dan kemajuan bangsa kita dari pandemi, ditentukan oleh kemerdekaan anak-anak Indonesia, untuk mengembangkan potensinya sendiri dengan kemampuan dan panggilan hatinya, inilah titik berangkat kita,” jelasnya.
Nadiem menegaskan, program Merdeka Belajar yang digagasnya dapat melahirkan generasi pelajar Pancasila, yaitu sosok pembelajar sepanjang hayat, yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.
“Para pelajar Pancasila itulah yang akan meneruskan estafet pembangunan Indonesia yang berkelanjutan dan berkeadilan di masa depan,” tandasnya. [KM-07]