Bocah Korban Penganiayaan Paman-Bibi, Kelamin Bengkak dan Sempat Terima Tranfusi Darah

Ilustrasi Penganiayaan (Foto: Pixabay)

MEDAN, KabarMedan.com | Balita korban penganiayaan oleh paman dan bibi sempat menerima transfusi darah.

Perut bagian bawah dan buah zakarnya membengkak diduga karena seringnya mengalami pukulan.

“Masih dalam perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara. Kemarin kita sempat transfusi darah 1 kantong karena kekurangan darah. Kita masih belum bisa masuk ke arah sana karena belum benar-benar sehat,” ujar Kapolsek Sunggal, Kompol Yasir, Senin (26/10/2020) sore.

Saat ini, kata Yasir, kondisi buah zakarnya bocah itu sudah mulai turun. Namun, perut bagian bawah dan di atas kemaluannya memerah dan keras.

Tersangka, kata dia, sempat mengutarakan sendiri bagaimana cara-cara pemukulan terhadap anak tersebut.

“Kubilang kau ini sakit atau gimana. Sedih kali. Yang mengutarakan adalah si tersangka sendiri. Dia melakukannya seperti itu,” ungkapnya.

“Korban mengalami fobia dan sering meminta maaf. “(trauma) Gak juga sih. Cuma memang dia sedikit fobia. Dikit-dikit minta maaf. Minta maaf ya om. Minta maaf ya om. Gitu lah. Kalau komunikasi oke. Lancar. Cuman dia sering-sering minta maaf,” ujarnya.

Baca Juga:  Kereta Api PSO di Sumut Angkut 1,4 Juta Penumpang Hingga Oktober 2024

Dalam kasus ini pihak dari Dirjen Sosial sudah menghubungi dan mengutus tim dari Kementrian Sosial untuk melihat anak tersebut berkaitan dengan penanganan selanjutnya. Mengingat, kedua orangtuanya di dalam penjara dan paman bibinya menjalani hukuman.

“Anak ini kalau tidak ada keluarganya, terpaksa nanti larinya ke panti asuhan. Kita koordinasi dengan LPSK untuk memberi perlindungan khusus terhadap anak ini. Karena ada upaya dari pengacara orang ini untuk damai. Mereka lagi upaya ke orangtua korban yang dipenjara itu. Saya bilang tak bisa. Mau damai silakan saja, tapi itu tak menghilangkan pidana,” katanya.

Sudah Ada yang Antar Susu

Dijelaskannya, saat ini sudah ada warga yang merasa iba dengan kondisi anak tersebut dan datang ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk memberikan susu. Selain susu, kata dia, sebenarnya ada kebutuhan lainnya. Mengingat anak tersebut masih berusia 4 tahun yang masih suka bermain.

Baca Juga:  PAD Sergai Lampaui Target, Bapenda Optimis Capai Rp 100 Miliar pada 2024

“Pakaian tak ada. Ada sih, cuman kurang, dia kan juga anak usia 4 tahun, masih butuh bermain, mainan-mainan gitu. Kemudian yang dibutuhkan tempat tinggal sih. Kita juga kasihan yang ngasuh nggak ada. Itu yang jadi pertanyaan besar di kita. Solusinya sudah kita bicarakan dengan Dinsos,” katanya.

Sementara itu, hingga saat ini orangtua belum menjatuhkan hak asuh anak tersebut akan dibawa. Jika mungkin ada saudara yang lain dan siap menampung anak tersebut atau akan dibawa ke panti asuhan, menunggu keputusan dari orangtuanya.

“Keluarganya belum ada yang datang. Kita siapkan perawat khusus selama 24 jam, kemarin kita yang bayar. Ini bukan perawat medis, tapi pengasuh,” pungkasnya. [KM-05]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.