MEDAN | KabarMedan.com | Baru-baru ini, Direktur IMF Christine Lagarde mengatakan kepada CNBC, sudah saatnya para pelaku pasar berhati-hati dan menganggapi Bitcoin semakin serius. Kata Lagarde, pemakaian mata uang virtual (MUV) ini tidak selamanya buruk. Para pelaku pasar harus benar-benar cermat dalam melihat perubahan ini. Ada implikasi yang lebih luas dalam dunia teknologi. “Saya pikir seharusnya kita tidak mengategorikan apa pun yang berhubungan dengan mata uang digital dalam spekulasi negatif, seperti skema ponzi. Ini jauh lebih dari itu juga,” jelasnya kepada CNBC. Lagarde menakar potensinya lebih jauh, yaitu teknologi blockchain yang menjadi asasnya. Lagarde yakin teknologi blockchain membuat proses transaksi keuangan menjadi lebih efisien dan murah.
Pernyataan Lagarde setidaknya mewakili apa yang ada di benak para petinggi lembaga besar dunia, perusahaan, pelaku bisnis perbankan dan bidang-bidang terkait dunia digital lainnya. Polos rasanya jikalau kita menolak mentah-mentah Bitcoin, baik sebagai mata uang baru dan sistem transfer aset dengan teknologi blockchain yang dimilikinya. Sebaliknya, blockchain harus dipandang sebagai teknologi alternatif di masa depan. Bahwa ada gejolak konflik di antaranya, adalah riak-riak yang lazim dan sepatutnya harus muncul, sebelum masuk ke tahapan mapan.
Blockchain memang sedang happening. World Economic Forum (WEF) 2016 menabalkan blockchain sebagai teknologi masa depan yang mampu mengubah cara hidup manusia. Blockchain yang berkarakter desentralisasi bisa membuat apa saja, sepanjang formatnya digital, mulai dari sistem transfer antara negara di bank, cloud storage, kecerdasan buatan, sistem hak kekayaan intelektual, keamanan data dan identitas dan banyak lagi.
Dengan blockchain, data tidak disimpan di dalam server sentral, akan tetapi disimpan di semua simpul partisipan sistem, di mana setiap simpul saling berinteraksi dalam memverifikasi dan mengamankan data di dalamnya. Semakin banyak partisipan, maka data semakin aman, dan semakin cepat ditransmisikan. Misalnya, kelak dokumen sertifikat tanah milik Anda tidak lagi disimpan di lemari besi di rumah. Agar lebih aman, sertifikat didigitalkan atau diubah menjadi format digital (smart contract system) di dalam sistem blockchain. Sebagai file digital khusus yang Anda kontrol sepenuhnya, sertifikat itu tidak dapat dihapus dan diretas, karena salinan file disimpan oleh semua simpul di dalam sistem.
CommerceBlock
Sejak awal 2017, banyak perusahaan menceburkan diri mengeksplorasi teknologi blockchain dari banyak segi dan manfaat. Salah satu yang layak disoroti adalah CommerceBlock, perusahaan rintisan yang dibangun secara kolektif oleh sejumlah SDM dari negara yang berbeda. Sang CEO, Nicholas Gregory misalnya berdomisili di London dan pendiri lainnya berdomisili di sebuah negara di Timur Tengah.
Terdapat perbedaan mencolok tentang bagaimana CommerceBlock ingin bersaing dengan pemain-pemain lainnya di dunia blockchain ini. Pertama, CommerceBlock adalah perusahaan rintisan pertama yang menggunakan Bitcoin Improvement Proposal (BIP) 175 di dalam sistemnya. Kedua, menerapkan metode Lightning Network termasuk Sidechain sebagai layer kedua. Ketiga, CommerceBlock menghindari membuat sendiri blockchain, tetapi memanfaatkan secara optimal blockchain yang telah ada, seperti blockchain bitcoin, ethereum, Litecoin dan lain-lain. Itu semua diletakkan untuk menjalankan CommerceBlock API pada layer teratas, yang siap digunakan oleh klien dari kalangan perusahaan dan lintas industri lainnya.
BIP 175 adalah satu dari sekian banyak proposal penambahbaikan sistem blockchain Bitcoin, yang dibuat sendiri oleh Nicholas bersama rekannya Omar Shibli.
“Kami adalah penyelenggara Initial Coin Offering (ICO) pertama yang menggunakan BIP 175 di dalam sistem yang kami kerjakan. Itu yang membuat kami berbeda di antara ICO lainnya,” Nicholas Gregory, CEO CommerceBlock melalui Telegram, Rabu (17/10).
BIP 175 menerapkan metode hierarchical deterministic wallets, sebagaimana yang dituangkan pada BIP 0032 dan Purpose Field pada BIP 0043. BIP 0032 menyediakan cara yang lebih konsisten kepada para developer untuk menempatkan beragam perubahan yang spesifik di dalam dompet digital yang telah ada. Sedangkan BIP 0043 secara spesifik menawarkan skema derivatif terhadap multiparty pay-to-contract key.
“Dalam konteks transaksi keuangan digital, sebagai sebuah protokol penting, BIP 175 memungkinkan semua partisipan di dalam sistem memiliki bukti kriptografi (cryptographic proof) atas siapa yang dibayar dan untuk keperluan apa. Teknik ini menjadikan alamat (address) pengguna dapat dibuktikan memang berasas dari sebuah kontrak dan public key dari pihak telah dibayarkan,” jelas Nicholas, sembari menerangkan akan menyelenggarakan CommerceBlock token sale bernama CBT beberapa waktu mendatang.
Lightning Network sendiri adalah teknologi yang belum diterapkan di dalam sistem blockchain Bitcoin, sebagai salah satu metode mempercepat transaksi. Pengembang utama Bitcoin justru memerlukan masa konsensus terlebih dahulu untuk menerapkan itu. Tetapi CommerceBlock mencoba menerapkannya terlebih dahulu.
“Saat ini transaksi di blockchain Bitcoin memerlukan peran miner yang memanfaatkan kekuatan komputernya untuk memvalidasi transaksi, sebelum direkam ke dalam blok transaksi. Itu yang menyebabkan satu transaksi perlu waktu hingga satu jam agar terkonfirmasi. Dengan Lighting Network di sistem CommerceBlock, kecepatan itu akan bertambah secara signifikan,” kata Nicholas.
Dalam bisnis nyata, sistem yang ditawarkan CommerceBlock, dapat berlaku seperti ilustrasi berikut. Misalnya kita ingin mengirimkan peti kemas dari Prancis ke Indonesia melalui jalur laut. Ada beragam langkah dan kompleks dalam proses itu: menerima uang dengan sistem Escrow; menaikkan muatan; kiriman tiba di Indonesia; otoritas di Indonesia mensahkan; muatan diterima oleh pemesan; lalu penyelesaikan pembayaran.
“Dengan sistem Sidechains digabungkan dengan smart contract, proses di atas dapat dituangkan sebagai sebuah template program agar mempermudah klien kami dalam melakukan perubahan dan dapat digunakan berulang kali. Semua langkah itu dilakukan di luar sistem utama blockchain (off-chain), yang memungkinkan klien merasa lebih aman akan privasinya, tidak seperti metode smart contract milik Ethereum saat ini,” terang Nicholas.
Nicholas tidak menampik memang menyasar kalangan industri sebagai calon kliennya. Namun demikian jelasnya, kemungkinan besar industri kelas menengah akan dapat menikmati layanan CommerceBlock. [KM-02]














