[Kabarmedan.com] – Pengusaha rumah makan Dikota Medan menge luhkan harga daging sapi yang bertahan mahal. Pasalnya, hal ini menyulit kan pengusaha mengembangkan usaha karena biaya operasional semakin tinggi.
“Saat ini harga daging sapi masih bertahan Rp95.000 hingga Rp100.000 per kilogram dari harga normal Rp 85.000 per kilogram. Sehingga sulit mendapatkan kuntungan, apalagi pengunjung juga berkurang,” ujar Andi, pemilik rumah makan seperti dikutip dari MedanBisnis, Selasa (14/1/ 20 14) kemarin.
Dijelaskan Andi, saat ini, biaya operasional untuk membeli berbagai kebu tuhan rumah makan, seperti beras, daging, ikan, cabai, bawang dan lainnya mencapai Rp 1 juta hingga Rp 2 juta per hari dibandingkan biaya opera sional sebelumnya hanya berkisar Rp700.000 per hari.
“Dengan kenaikan biaya operasional ini, kami serba sulit untuk mendap atkan keuntungan, apabila harga makanan dinaikkan dikhawatirkan pelanggan akan berpindah ke rumah makan lainnya, karena saat ini persa ingan usaha rumah makan ini cukup ketat,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi pelanggan berpindah ke tempat lain, lanjut Andi, ia terpaksa mempertahankan harga harga normal, misalnya, nasi bungkus dengan lauk ayam goreng, ikan, rendang daging masih Rp10.000 per bungkus. “Untuk mengurangi biaya operasional, kami terpaksa mengur angi menu masakan agar usaha tetap berjalan,” ujarnya.
Menurut dia, pertumbuhan usaha rumah makan cukup tinggi dan persa ingan semakin ketat, sehingga dituntut untuk memberikan tarif makan yang murah dan pelayanan yang optimal.
“Apabila tidak pintar menyiasati kondisi ini, bisa-bisa usaha rumah makan yang telah ditekuni selama hampir 13 tahun ini gulung tikar,” ujarnya.
Ia berharap, harga berbagai kebutuhan pokok seperti daging, beras, minyak goreng dan lainnya kembali turun. Sehingga, sebutnya, tidak terlalu terbebani untuk meneruskan dan mengembangkan usaha rumah makan. “Kami hanya berharap pemerintah memperlancar pasokan berbagai kebutuhan,” ujarnya.
Hal yang sama juga dirasakan pedagang bakso, Eriyanto. Dia mengatakan, kenaikan harga daging sapi yang saat ini telah mencapai Rp95.000 per kilogram. “Terus terang kalau harga daging sapi terus melonjak saya bisa merugi dan kami hanya berharap semoga harga daging tidak naik lagi,” ujarnya.
Ia mengaku, terpaksa menambah tepung dalam adonan bakso agar tetap bisa berjualan dan tidak merugi. “Yang penting baksonya masih terasa menerbarkan aroma daging sapi dan harga jualnya tetap, karena kalau harganya dinaikkan dengan komposisi adonan tetap seperti belum terjadi kenaikan harga daging, pembeli pasti berkurang,” katanya. [KM -03]