Diperiksa Hampir Enam Jam, Salman Alfarisi: Jangan Sampai Dikotori Pihak Tak Bertanggung Jawab

MEDAN, KabarMedan.com | Calon Wakil Wali Kota nomor urut satu Salman Alfarisi memenuhi panggilan Kepolisian terkait kasus dugaan kampanye di rumah ibadah, Selasa (1/12/2020).

Salman mendatangi kantor Setra Gakkumdu di Jalan Sei Bahorok sebagai tempat pemeriksaan sejak lebih kurang pukul 16.00 WIB dan menjalani proses penyidikan hingga pukul 22.05 WIB.

“Pertama ini merupakan proses dari Pilkada. Ya kita tahu bawa Pilkada Medan adalah Pilkada spesial, disorot oleh dunia nasional dan internasional. Oleh sebab itu kita berharap seluruh penyelenggara, aparat penegak hukum untuk bisa bekerja dengan baik, menciptakan pilkada yang aman, nyaman, jujur, adil dan netral,” ujar Salman Alfarisi.

Mantan Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara tersebut kembali menegaskan bahwa dirinya tidak mengenal sosok pria tua yang membagikan brosur di Masjid Al-Irma saat dirinya mengisi ceramah di sana pada tanggal 11 November lalu.

“Terkait pemeriksaan, pada saat penyelidikan oleh Bawaslu sebenarnya atas keterangan kita, Bawaslu  mengevaluasi kinerja panwascam sebetulnya untuk tidak melaporkan orang yang tidak terlibat dalam pembagian APK. Pada penjelasan yang lalu sudah kita sampaikan bahwa kita tidak kenal dengan orang tua yang membagikan itu. Kemudian orang tua tersebutpun mungkin tidak kenal dengan saya,” tuturnya.

Berhadir hampir selama 6 jam Salman Alfarisi dicecar 28 pertanyaan terkait dugaan keterlibatan dirinya dalam pelanggaran kampanye di rumah ibadah. Datang sebagai saksi terlapor, Salman mengaku dirinya menjawab dengan kooperatif.

“Ya kita menjawab dengan baik, dari jam 4 sore sampai jam 10 malam. Kita berharap penjelasan kita menjadi bahan untuk pertimbangan dan mudah-mudahan bisa diproses dengan seadil-adilnya dan sejujur-jujurnya. Betul-betul sesuai dengan harapan masyarakat Kota Medan lah. Jangan sampai dikotori oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab,” ungkapnya.

Salman juga mengungkapan kekecewaannya terhadap laporan atas dirinya. Menurut Salman, dirinya bukan orang yang terlibat dalam pembagian bahan kampanye tersebut.

“Kita sangat menyayangkan orang tua yang membagikan itu bukan sebagai yang terlapor ya, melainkan seharusnya beliau yang bertanggung jawab atas pembagian APK,” tukasnya.

Pasangan dari Akhyar Nasution dalam kontestasi Pilkada ini juga menyampaikan bahwa kejadian tersebut memiliki banyak kemungkinan yang bisa terjadi.

“Pembagian APK itukan ada empat kemungkinan. Bisa jadi yang pertama, inisiatif orang tua tersebut. Kemudian yang kedua bisa jadi atas inisiatif BKM. Yang ketiga, inisiatif saya, misalkan ya atau tim Akhyar – Salman. Yang keempat bisa jadi inisiatif kubu sebelah. Jadi hal ini kan banyak kemungkinannya,” tuturnya.

Atas kasus yang sudah sampai pada pembahasan tahap ketiga dan bergulir di Kepolisian ini, Salman merasa dirugikan secara statusnya sebagai pasangan calon yang sedang berada dalam masa kampanye.

“Tapi sampai hari ini saya yang dipanggil, apalagi inikan sudah memasuki hari-hari terakhir kampanye, yang saya butuh waktu untuk bertemu dengan masyarakat dan cukup mengganggu lah aktivitas ini,” imbuhnya. [KM-06]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.