“KeMANGTEER dibentuk karena mengingat kondisi mangrove di pantai timur Sumatera Utara yang perlu untuk tetap dilestarikan dan dijaga karena banyak manfaatnya. Berdasarkan data Badan Lingkungan Hidup Sumatera Utara, kini hutan mangrove di Sumatera Utara tersisa 10% saja dan lainnya sudah rusak,” jelas Doni ketika ditanyai alasan mereka membentuk komunitas tersebut.
Selain menjadi pendiri KeMANGTEER MEDAN, saat ini Doni juga dipercaya untuk menjadi Sekrearis Jenderal KeMANGTEER Indonesia periode 2015 – 2016. Kepeduliannya terhadap lingkungan tersebut juga membuahkan prestasi yang cukup membanggakan bagi Doni, baik yang berskala lokal maupun nasional, seperti Perwakilan Sumatera Utara dalam ajang HiLo Green Leader 2015, dan menjadi Fasilitator FGD Urban Inequity UN Habitat 2016.
Selain mendirikan komunitas peduli hutan mangrove, Doni juga aktif dalam kegiatan organisasi lain, seperti organisasi Mahasiswa Hijau Indonesia Sumut, Himpunan Mahasiswa Islam FISIP USU, PEMA FISIP USU, dan Mahasiswa Gandrung Cinema.
Meskipun aktif dalam berbagai macam organisasi, lelaki kelahiran Stabat 7 Juni 1993 ini, tidak menomorduakan pendidikannya. Terbukti dari berhasilnya Doni meraih gelar sarjana pada awal tahun 2016 ini. Saat ini Doni tengah disibukkan dengan kegiatannya di organisasi Mahasiswa Hijau Indonesia (MHI) WALHI SUMUT sebagai Sekretaris Umum.
“Saya berharap kepedulian terhadap lingkungan akan terus tumbuh di masyarakat khususnya pemuda di Kota Medan. Bentuk kecintaan terhadap lingkungan bisa seperti membiasakan membuang sampah pada tempatnya, hemat energi, bijak menggunaan air, dan kebiasaaan-kebiasaan lainnya yang mudah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya. [KM-01]