DPRD Medan Minta Disperindag Perketat Pengawasan Peredaran Beras Sintetik

Ilustrasi

MEDAN, KabarMedan.com | DPRD Kota Medan meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Medan memperketat pengawasan terhadap peredaran beras sintetis di Kota Medan. Hal ini menyusul maraknya isu peredaran beras plastik yang menjadi momok menakutkan bagi masyarakat serta menyebabkan berbagai macam penyakit.

“Kita meminta Disperindag Kota Medan untuk memperketat fungsi pengawasan dengan maraknya isu soal beras sintetis di beberapa daerah. Mungkin saja hal itu sudah terjadi di Kota Medan,” kata Ketua Komisi C DPRD Kota Medan, Salman Alfarisi, Sabtu (23/3/2015).

Ia mengaku, pihaknya belum mendengar informasi terkait temuan beras sintetis tersebut di wilayah Medan.

“Belum ada ditemukan di Medan, namun SKPD terkait harus terus memperketat pengawasannya. Jangan masyarakat nanti yang dirugikan,” katanya.

Kabid Perdagangan Disperindag Kota Medan, Irfan Siregar, mengaku pihaknya telah melakukan peninjauan untuk mengecek apakah ada beras plastik di pusat-pusat perdagangan di Kota Medan.

Pengecekan itu dilakukan di Pusat Pasar Central, Pasar Petisah, Pasar Sukaramai, Pasar Simpang Limun serta gudang beras Usaha Dagang (UD). Dari seluruh pasar tersebut, belum ada ditemukan beras plastik yang beredar.

“Untuk sementara belum ditemukan beras plastik yang beredar,” ujarnya.

Munurut dia, pihaknya juga akan berkordinasi dengan BBPOM untuk melakukan uji klinis beras plastik. Selain itu, Disperindag juga akan menggandeng SKPD terkait seperti Dinas Kesehatan untuk melakukan pengawasan terhadap peredaran beras plastik tersebut.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sumut, Roully Tambunan, memastikan  hingga saat ini Medan masih bebas dari beras berbahan sintetis tersebut.

“Disperindag Sumut telah bekerjasama dengan Badan Urusan Logistic (Bulog) untuk langsung memantau ke lapangan dan belum ditemukan adanya beras sintetis itu. Medan masih aman dari beras sintetis tersebut,” katanya.

Meski belum ditemukannya beras sintetis, namun pihaknya merasa khawatir dengan adanya penyusupan beras ilegal.

“Walaupun belum terbukti ditemukan adanya beras tersebut, namun kita terus melakukan pemantauan dan pengawasan di pasar. Selain memantau ke lapangan, kita juga sudah mewanti-wanti distributor dan pedagang pengumpul untuk tidak memasarkan beras berbahaya tersebut ke Sumut. Apabila ditemukan maka akan diberikan sanksi keras,” akunya.

Humas Bulog Sumut, Rudi Adlyn, menuturkan hingga saat ini bulog belum ada melakukan impor beras, karena  tidak ada perintah. Namun jika ada beras impor, biasanya berasal dari Thailand dan Vietnam.

“Stok beras masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk empat bulan ke depan,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, Bulog menyerahkan kepada penegak hukum untuk mengantisipasi masuknya beras berbahaya asal China tersebut.

“Bulog Sumut mampu memenuhi kebutuhan beras hingga tiga bulan ke depan. Bulog Sumut juga akan mendapatkan pasokan beras dari Sulawesi Selatan sekitar 15 ribu ton. Sehingga stok beras Bulog Sumut mencapai 45 ribu ton,” pungkasnya. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.