ISMaPI Gelar Musyawarah Daerah dan Seminar Nasional Pendidikan

KABAR MEDAN | Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi mendorong lembaga penyelenggara pendidikan menanamkan komitmen bersama dalam menyiapkan generasi muda penerus bangsa yang bermutu dan berkualitas menyambut 1 abad Indonesia. Indonesia membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat menguasai berbagai keahlian di usia 100 tahun pada tahun 2045 mendatang.

Harapan tersebut disampaikan Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi dalam pembukaan Musyawarah Daerah dan Seminar Nasional Pendidikan Ikatan Sajana Manajemen Pendidikan (ISMaPI) Sumatera Utara tahun 2014 yang berlangsung di Sky Ballroom Miyana Hotel, Pintu Tol Anif Medan, Sabtu (29/11/2014) malam.

Hadir dalam acara itu mewakili Pendidikan Menengah (Dikmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dr Agung, Ketua Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI) Provsu yang juga selaku Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof DR Ibnu Hajar MSI, Kepala Dinas Pendidikan Pemko Binjai Drs Dwi Anang Wibowo MPd, Kepala Unit Pelayana Terpadu (UPT) SMK Binaan Provsi Drs H Mhd Rais MPd dan seratusan peserta tenaga pendidik dari berbagai sekolah.

Dalam kesempatan tersebut, Erry menegaskan, seiring perkembangan jaman, Indonesia akan dihadapkan dengan tantangan berat dari berbagai sektor kehidupan. Tiap negara saat ini terus berlomba melakukan inovasi, pengembangan industri hingga meningkatkan teknologi informasi. Semua bertujuan meningkatkan kesejahteraan ranyat.

“Basic dari semua itu adalah pendidikan dan pengetahuan. Bidang pendidikan merupakan pilar terpenting dalam meningkatkan kualitas manusia. Untuk itu, dunia pendidikan kita perlu menyatukan komitmen menyiapkan generasi muda penerus bangsa yang berkualitas,” ujar Erry.

Erry juga mengajak manajemen lembaga penyelenggara pendidikan di Sumut untuk menyatukan visi misi meningkatkan mutu SDM dalam menyambut 100 tahun Indonesia.

“Lembaga penyelenggara pendidikan swasta, juga memiliki tanggungjawab yang sama. Harus mengedepankan kualitas pendidikan dibanding sisi bisnis pendidikan. Saat ini, lembaga penyelenggara pendidikan menjamur. Sebagian tumbuh sesuai standarisasi, sebagian lagi hanya mengutamakan bisnis semata,” jelas Erry.

Tanggungjawab penyiapkan SDM berkualitas, tidak hanya diemban pemerintah, namun juga dunia swasta. Pemerintah telah mengeluarkan standarisasi pendidikan dengan mengacu pada Kurikulum 2013. Kurikulum ini sebagian telah diterapkan oleh lembaga penyelenggara pendidikan dalan proses belajar mengajar, sebagian masih dalam tahap sosialisasi.

“Tiap tingkatan pendidikan memiliki standarisasi, baik itu tingkat SD, SMP, SMA hingga Tekolah Tinggi maupun universitas. Untuk itu, tiap penyelenggara pendidikan, harus menyesuaikan standarisasi, mutu dan kualitas seperti yang telah ditetapkan pemerintah,” imbau Erry.

Erry juga menyatakan apresisiasi terhadap lenbaga penyelenggara pendidikan swasta yang telah meningkatkan kualitas dan mutu pendidikannya hingga taraf internasional. Tentu kualitas tersebut dicapai tidak hanya dengan menyediakan sarana dan prasarana pendukung belajar siswa, namun juga konten mata pelajaran yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan jaman.

“Lembaga penyelenggara pendidikan, baik negeri maupun swasta, harus berorientasi menyiapkan SDM yang produktif dan kompetitif, siap pakai dan mampu menyesuaikan kebutuhan jaman. Kepada lembaga penyelengara pendidikan yang telah menerapkan mutu dan kualitas internasional, terus tingkatkan prestasi dan komitmennya dalam menyiapkan generasi muda penerus bangsa,” ujar Erry.

Erry berharap, Seminar Nasional Pendidikan Ikatan Sajana Manajemen Pendidikan (ISMaPI) Sumatera Utara tahun 2014 mempu memberikan motivasi kepada guru dalam meningkatkan kualitas diri. Dengan begitu, guru dapat mendidik siswa secara professional dan bermutu.

Sementara Ketua Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia (ISMaPI) Provsu yang juga selaku Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof DR Ibnu Hajar MSI mengatakan, Kurikulum 2013 memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan kurikulum KTSP.

Pertama, pada kurikulum KTSP, mata pelajaran ditentukan dulu untuk menetapkan standar kompetensi lulusan, maka pada Kurikulum 2013 pola pikir tersebut dibalik. Kedua, kurikulum baru 2013 memiliki pendekatan yang lebih utuh dengan berbasis pada kreativitas siswa. Ketiga, pada kurikulum baru didisain berkesinambungan antara kompetensi yang ada di SD, SMP hingga SMA.

“Kurikulum 2013 memenuhi tiga komponen utama pendidikan, yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Kreativitas menjadi andalan. Kurikulum 2013 menekankan pada penguatan karakter,” ujar Ibnu.

Meski demikian, kurikulum 2013 menuntut kecakapan guru dalam menerapkannya di ruang kelas. Pengetahuan dasar tidak cukup, guru wajib memiliki keahlian dalam mengajak siswa berinteraksi dan terlibat aktif dalam memamahami mata pelajaran yang diberikan.

“Artinya, butuh manajemen yang baik dalam menerapkan kurikulum yang diajarkan kepada ara siswa. Tanpa manajemen yang baik, kurikulum tidak akan berarti banyak, meski memiliki keunggulan dari merode pendidikan sebelumnya,” jelas Ibnu. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.