Kapolda Sumut Sebut Teroris Membangun Jaringan Melalui Media Sosial

MEDAN, KabarMedan.com | Aksi penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto oleh Syahrial Alamsyah alias SA (51) pada Kamis pekan lalu (10/10/2019) mengejutkan masyarakat. SA merupakan warga Jalan Alfakah VI, Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli yang pindah sejak 2016-2017.

SA diduga terpapar radikalisme sepulangnya dari Malaysia dan merantau ke Jawa. Mengenai jaringan terorisme di Sumatera Utara (Sumut), Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan, seluruh warga masyarakat harus tetap waspada karena siapapun bisa menjadi korbannya. Pelaku teror, menurutnya membangun jaringan melalui media sosial.

“Mereka ada di sekitar kita. Mereka melakukan pembangunan jaringan melalui media sosial. Artinya bahwa seluruh warga masyarakat harus waspada,” katanya di Lapangan Benteng, Medan, Jumat pagi tadi (18/10/2019) di acara Panggung Prajurit.

Baca Juga:  KAI Divre I Sumut Gelar Aksi Bersih Lintas di Sepanjang Jalur Medan-Bandar Kalipah

Kapolda juga mengimbau agar masyarakat yang memiliki informasi atau mengetahui adanya hal gang mencurigakan untuk melaporkannya kepada Koramil, Polsek atau Bhabinsa.

“Iya, sampaikan jika mengetahui informasi atau ada hal yang mencurigakan. Karena mereka ada di sekitar kita,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Alex (39), rekan SA mengaku terkejut dengan aksi nekad penusukan terhadap Wiranto.

Padahal, SA dikenalnya sebagai orang pintar dan lulus sebagai sarjana hukum meskipun pernah bersentuhan dengan narkotika jenis kurtak saat mengalami frustrasi setelah berpisah dengan istri pertamanya.

Menurutny, sekitar tahun 1999, SA berangkat ke Malaysia. Sepengetahuannya, di Malaysia hanya untuk jalan-jalan. Dia juga tak tahu dengan siapa selama lima bulan di Malaysia. Sepulangnya dari Malaysia itu lah penampilannya berubah.

Baca Juga:  Polres Serdang Bedagai Berikan Bantuan Kepada Korban Kebakaran di Teluk Mengkudu

“Sepulangnya dia itu lah, saya bilang oh udah Islam dia. Bercanda aja. Maksudnya dia sudah pake peci. Ke mushola, ngisi pengajian, ceramah tapi kurang disukai sama warga. Akhirnya dia pun tarik diri,” katanya, Kamis (10/01/2019).

Sehari kemudian, Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto, menyebut SA terpapar radikalisme saat merantau ke Jawa.

Agus mengatakan, pihaknya tidak bisa mengelak bahwa yang bersangkutan merupakan warga Medan. Tetapi sudah dua tahun lebih tidak lagi tinggal di Medan.

“Itulah yang membuat yang bersangkutan terpapar paham yang radikal,” ungkapnya. [KM-05]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.