JAKARTA, KabarMedan.com | Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis curhat pengalaman perjalanannya ke Singapura di tahun 2007 silam.
Diinterogasi selama dua jam lebih, Cholil menceritakan itu terjadi saat ia melakukan perjalanan dari Malaysia ke Singapura menggunakan moda transportasi darat. Ia pun mengungkap alasan ia harus diinterogasi adalah karena nama yang berawalan Muhammad.
“Saya pernah thn 2007 dari Malaysia naik kereta ke Singapore diintrogasi 2 jam lebih di imigrasi krn nama saya di paspor awalan Muhammad,” ujarnya melalui postingan di akun Twitter pribadinya @cholilnafis, dilihat pada Kamis (19/5/2022).
Ia mengimbau Singapura tidak terlalu berburuk sangka dengan negara tetangga. Pun ia menyebut, tindakan Singapura tersebut harus diprotes.
“Singapore jangan berburuk sangka kpd warga negara tetangganya. Prilaku ini harus diprotes,” tuturnya.
Curhatan tersebut disampaikan oleh Cholil Nafis setelah heboh Singapura melarang Ustad Abdul Somad (UAS) masuk ke negaranya. Berangkat ke Singapura tanggal 16 Mei 2022 lalu, UAS beserta rombongan langsung dipulangkan dengan hari yang sama.
Singapura pun merilis alasan mengapa negara tersebut melarang UAS berkunjung. Salah satunya, UAS dianggap sebagai penyebar ajaran ekstremis.
“Somad dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi yang tidak dapat diterima di masyarakat multi-ras, multi-agama Singapura,” katanya Pemerintah Singapura melalui Kementerian Dalam Negeri-nya.
Bahkan, Singapura menyoroti ceramah UAS yang membahas tentang bom bunuh diri dalam konteks konflik antara Israel dan Palestina.
“Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi syahid,” lanjut pihak Kemendagri Singapura.
UAS juga dianggap telah merendahkan umat agama lain dengan menyebutnya secara terbuka dengan sebutan kafir. Singapura juga mengungkit ceramah UAS yang pernah membahas mengenai salib agama Kristiani.
“Dia juga membuat komentar yang merendahkan penganut agama lain, seperti Kristen sebagai tempat tinggal jin kafir. Selain itu, Somad juga secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai kafir,” pungkasnya. [KM-06]