[kabarmedan.com] Setiap tahunnya, jutaan umat Muslim di Amerika merayakan Ramadan, bersama dengan 1,5 milyar orang Muslim lainnya dari seluruh dunia. Umat Muslim merupakan bagian dari keberagaman Amerika Serikat dan pemerintah Amerika Serikat setiap tahun juga mengadakan kegiatan Ramadan seperti White House Iftaar oleh Presiden Obama pada tanggal 26 Juli yang lalu.
Tradisi merayakan iftaar (berbuka puasa) di gedung putih telah dimulai sejak tahun 1805, dimana Presiden AS ke-3 Thomas Jefferson mengadakan jamuan makan yang dianggap sebagai jamuan iftaar yang pertama di White House. Hal ini merupakan suatu pengingat bahwa Islam selalu menjadi sebuah bagian dari Amerika.
Konsulat Amerika Serikat di Medan pun memperingati bulan istimewa ini dengan merayakannya bersama berbagai kalangan di Sumatera Utara melalui berbagai acara yang telah dilaksanakan di berbagai tempat dihadiri oleh total lebih dari 1800 orang.
Kegiatan tersebut di antaranya, kunjungan ke beberapa sekolah dan pesantren di bulan Ramadan ini, bersama para siswa mengeksplorasi aspek-aspek kehidupan Muslim di Amerika. Diawali dengan diskusi di SMAN 3 Medan bersama 70 orang siswa peserta Pesantren Kilat pada tanggal 13 Juli 2013. Setelah menonton film documenter Muslims in America, para siswa bertanya banyak hal tentang pengalaman warga Muslim Amerika setelah kejadian 11 September.
Konsul AS Kathryn Crockart membacakan buku cerita anak “Ramadan Moon” tentang bulan Ramadan, dan mendapat banyak pertanyaan setelahnya dari 100 siswa kelas 6 peserta Pesantren Kilat di SD Pertiwi Medan pada tanggal 19 Juli. Para siswa menjelaskan tentang puasa, Ramadan dan Islam dengan kata-katanya sendiri, kemudian bertanya apakah umat Muslim Amerika juga berbagi pengalaman yang sama.
Tak kalah semangat, 46 siswa SD High Scope Medan di tanggal 24 Juli juga mengikuti program yang sama. Mereka bertanya tentang Ramadan, makanan halal di Amerika dan makanan tradisional Amerika.
Konsul Crockart mengunjungi Pesantren Raudhahtul Hasanah pada tanggal 22 Juli dan berdiskusi dengan 80 siswa dan guru tentang Sejarah Islam di Amerika. Para santri bertanya berbagai pertanyaan mulai dari “Apakah masjid di Amerika diperbolehkan mengumandangkan Adzan laiknya gereja membunyikan bel di hari Minggu?” hingga “Bagaimana kehidupan imigran Muslim pertama?”
Keesokan harinya Pesantren Darul Arafah, berjarak 90 menit dari Medan, hadir bersama Konsul Crockart tak kurang dari 1000 siswa SMA dan santri. Setelah presentasi singkat tentang Sejarah Islam di Amerika, para peserta yang sangat antusias menanyakan pertanyaan seperti kebijakan Amerika tentang Palestina, isu pembakaran Al-Quran dan kebebasan untuk melaksanakan ibadah Islam di Amerika.
Dinas Pendidikan Kota Medan mengundang Ibu Crockart untuk menyampaikan kata sambutan pada acara pembukaan resmi program Pesantren Kilat program di SMA dan SMK sekota Medan pada tanggal 15 Juli, bersama-sama dengan 300 siswa, guru dan kepala sekolah dari belasan SMA dan SMK di Medan. Diadakan di Aula Asrama Haji Medan, acara teresbut ditutup dengan Kepala Dinas Pendidikan, Konsul, Ustadz dan peserta berbuka puasa bersama.
Bersama dengan 45 peserta dari Hijabers community Medan, Forum Jurnalis Perempuan Indonesia, akademisi dari berbagai institusi di Medan, Konsulat AS mengadakan DVC (Digital Video Conference) atau konfrensi jarak jauh with @america berjudul “Hijabi Monologue” pada Senin malam tanggal 29 Juli di Kantor Konsulat. Kegiatan tersebut menghadirkan Direktur Kreatif dan pendiri Hijabi Monologues USA, Sahar Ullah secara online dari New York, AS, serta 2 panelis di Jakarta yaitu perwakilan dari Komnas Perempuan, Andy Yentriyani dan Tri Fika TriMujiani dari komunitas Hijabspeak.
Tanggal 1 Agustus, Konsul AS berkunjung ke SMA Harapan 1 Medan untuk berdiskusi dengan para 220 siswa tentang Islam dan Pendidikan di Amerika, sebagai bagian dari kegiatan Pesantren Kilat yang diadakan di sekolah tersebut. Di tanggal yang sama sore harinya, Konsulat Amerika Serikat di Medan mengadakan kegiatan US – Indonesia Ramadan Recipes ini, untuk berbagi indahnya berbuka puasa bersama dengan berbagai kalangan di Medan.
Kegiatan ini diwarnai semangat yang sama di mana di Amerika, umat Muslim yang menjalani ibadah puasa sering berbuka bersama, mengajak serta teman dan keluarga non Muslim dalam semangat berbagi. Dalam kegiatan ini, hidangan Amerika dan Indonesia bersatu padu, layaknya kedua Negara yang berteman erat. Hidangan grilled beef koftah with sambel kecap and condiments merupakan hidangan Amerika yang diracik dengan gaya Indonesia.
Sebaliknya, hidangan parmesan crusted chicken breast with peanut sauce, sauté green beans, cherry tomatoes, and garlic butter rice adalah hidangan Indonesia, mirip seperti sate ayam dengan bumbu kacang yang diracik dengan gaya Amerika. Menu istimewa ini sengaja dibuat untuk merayakan Ramadan yang merupakan bulan istimewa pula bagi orang Muslim di seluruh dunia.