[Kabarmedan.com] – Industri kuliner tanpa inovasi ibarat sayur tanpa garam. Itulah filosofi bisnis yang diyakini Salimin Djohan Wang Repvblik Kopi.
Dengan gencar mengeluarkan seduhan kopi untuk pengunjungnya, kedai kopi yang kini menjadi salah satu ikon kopi di Medan ini pun merilis satu lagi produk kopi terbaru, namanya Kopi Simpanan Mertua.
Cerita tentang Kopi Simpanan Mertua menjadi sangat menarik bagi Salimin Djohan, pebisnis yang juga pemilik Kopi Ong itu. Tidak untuk sekadar sensasi, Kopi Simpanan Mertua telah menjadi satu trade mark Repvblik Kopi, yang menyasar khusus bagi para penjelajah cita rasa kopi yang terbilang serius.
Menurut Djohan, Kopi Simpanan Mertua, pada prosesnya, tidak jauh berbeda dengan kopi tua. Percaya atau tidak, biji Kopi Simpanan Mertua sebelumnya disimpan selama 2 – 3 tahun dalam sebuah tempat penyimpan dengan menjaga agar tingkat kekeringan.
“Artinya, gudang penyimpanan kopi tidak boleh lembab untuk mencegah terjadinya kerusakan pada biji, misalnya jamuran. Caranya, biji kopi disi mpan dari goni berongga dalam gudang berventilasi untuk menghindari kelembaban yang terlalu tinggi,” jelas Salimin seperti dilansir dari Medanbisnis.com, kemarin.
Biasanya, penyimpanan dalam waktu lama dilakukan untuk menghilangkan kadar asam yang tinggi. Hanya saja memang, akan terjadi perubahan karakter pada biji kopi, apalagi setelah biji kopi diseduh.
Aroma kopi sangat minim meskipun biji kopinya berasal dari Gayo yang terkenal punya karakter aroma yang kuat. “Karakter pahit justru dominan dan sedikit mengeluarkan rasa apek. Perb edaan yang paling jelas bila dilihat dari warna cairan kopi ketika diseduh lebih hitam pekat,” sambungnya.
Secara tradisional, proses penyimpanan untuk jenis kopi seperti ini dinilai sangat efektif untuk meminimalisir kadar asam, terutama untuk kopi arabika yang memang punya tingkat keasaman lebih tinggi dibanding robusta.
Kadar asam itu dapat dikurangi lagi dengan proses sangrai yang lebih lama hingga pada akhirnya biji kopi berwarna lebih gelap. Orang Italia menyebutnya kopi sangraian seperti ini dengan dark roast atau Italian roast.
Bahkan, biji kopi hitam menyerupai arang, mungkin kopi ini bisa dikatakan mendekati seperti itu. Soal karakter, pahitnya menjadi lebih menonjol. “Buat yang suka kopi dengan karakter dark (pekat), kopi ini sangat cocok,” ujar Djohan.
Untuk harga secangkir Kopi Simpanan Mertua, Repvblik Kopi menawar kan harga yang relatif terjangkau. Seperti jenis kopi lain yang ditawarkan di kedai kopi ini, harga kopi hitam tidak berkisar antara Rp 12.000 – Rp 15.000-an.
Dengan adanya Kopi Simpanan Mertua, kata Djohan, petualang cita rasa kopi di Medan dapat menjelajah lebih jauh. Dengan demikian, sambung nya, orang Medan dapat menikmati kekayaan Kopi Sumatra di kampung halamannya sendiri. [ KM -03]