JAKARTA, KabarMedan.com | Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim memimpin Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-93 secara langsung di kompleks Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Senayan, Kamis (28/10/2021).
Menurut Nadiem, jika Sumpah Pemuda tidak tercetus saat itu, ia meyakini para pemuda Indonesia tidak akan berdiri sebagai pelajar merdeka dalam menuntut ilmu dan meraih cita-cita.
“Kita harus terus mengingat tapak-tapak sejarah yang dilalui para pendahulu kita sebagai bekal membangun masa depan,” tutur Nadiem yang mengenakan pakaian adat asal Provinsi Riau.
Upacara ini dilakukan secara daring dan luring yang dapat disaksikan kembali melalui kanal YouTube resmi Kemendikbud RI.
“Tapak demi tapak itu kini harus menjadi lompatan. Oleh karena itu, peringatan Sumpah Pemuda adalah hari kemenangan kita semua. Hari dimana kita generasi muda Indonesia melompat bersama dengan rampak dan serentak. Sekarang saatnya. Jangan mundur lagi. Arahnya satu, maju. Caranya satu, melompat bersama,” paparnya.
Dalam kesempatan ini juga dibacakan Keputusan Sumpah Pemuda yang dirancang para tokoh Kongres Pemuda Tahun 1928.
Lebih lanjut Nadiem menyampaikan refleksi mengenai Sumpah Pemuda.
“Para pelajar seluruh Indonesia yang saya banggakan, bayangkan jika generasi pendahulu tidak menyatukan gagasan mereka tentang sebuah bangsa yang bersatu dan merdeka. Bayangkan jika sumpah pemuda tidak pernah dicetuskan dan diikrarkan oleh para pemuda penggerak bangsa,” ujar Nadiem.
Nadiem juga menuturkan, generasi muda Indonesia harus melompat sekarang karena mengejar ketertinggalan saja tidak cukup.
Setelah melewati masa yang penuh tantangan dan keterbatasan, inilah waktu untuk bangkit dan tumbuh.
Nadiem merasa yakin Indonesia di tangan pemuda adalah Indonesia yang menjadi contoh bagi negara-negara lain.
Nadiem menambahkan, Indonesia yang dibangun oleh pemuda adalah Indonesia yang memerdekakan generasi penerus untuk belajar, berinovasi dan berbudaya.
Oleh karena itu, pemuda pemudi seluruh Indonesia harus ikut dalam perjuangan meraih kemerdekaan.
Perbedaan semestinya bukanlah halangan tetapi kekuatan yang menyatukan semua lapisan bangsa. Keberagaman bukan alasan untuk mundur, tetapi pendorong kita untuk bergerak serentak.
“Saya juga merasakan tantangan yang kini juga sedang teman-teman hadapi dan sampai kini saya masih belajar untuk jadi lebih baik bagi bangsa ini. Kita bisa bersama memperjuangkan harapan dan cita-cita bangsa jika kita mau mengisi perjuangan ini dengan hal-hal yang positif dengan kolaborasi dann inovasi,” ungkap Nadiem memotivasi.
Nadiem mengajak para pemuda pemudi Indonesia untuk bersatu, terus maju untuk Indonesia tangguh.
“Mari kita terus bersemangat, bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar,” tandasnya.
Upacara peringatan Sumpah Pemuda ini dihadiri jajaran pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemendikburistek yang menggunakan pakaian adat.
Para undangan hadir dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat dan pembatasan jarak antar peserta upacara.
Peserta upacara yang berasal dari unsur mahasiswa hadir secara fisik sebanyak 170 orang, mewakili 34 provinsi.
Mereka mengenakan kaos Merdeka Belajar berwarna putih dan menggunakan jas almamater universitas masing-masing sebagai pakain luaran. Serta mengenakan tutup/ikat kepala sesuai asal daerah masing-masing.
Adapun peserta upacara daring berjumlah tiga ribu mahasiswa, yang terdiri dari seribu mahasiswa program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di bawah koordinasi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek), 1000 mahasiswa berprestasi di bawah koordinasi Pusat Prestasi Nasional (Pusprenas), dan 1000 mahasiswa penerima KIP di bawah koordinasi Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik). [KM-07]