Peluncuran Songket Melayu Deli, Wagubsu Imbau Pemkab Lestarikan Khazanah Budaya Daerah

Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi melihat cara menenun kain songket Melayu Deli dalam acara peluncuran Songket Melayu Deli d di balai Raya Hotel tiara Medan, Jl. Imam Bonjol Medan, Jumat (19/12/2014) malam.

Peluncuran Songket Melayu Deli

KABAR MEDAN | Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengimbau Kabupaten/Kota di pesisir pantai timur untuk turut melestarikan songket Melayu Deli sebagai warisan budaya. Salah satu langkah yang memungkinkan ditempuh dalam upaya pelestarian adalah dengan menjadikan songket Melayu Deli sebagai pakaian seragam pelajar yang dikenakan tiap Sabtu.

Harapan ini disampaikan Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi dalam acara peluncuran Songket Melayu Deli di balai Raya Hotel tiara Medan, Jl. Imam Bonjol Medan, Jumat (19/12/2014) malam.

Hadir dalam peluncuran tersebut Ketua Yayasan Khazanah Warisan Melayu Deli (YKWMD) Irham Syahrazi, Kepala Dinas (Kadis) Pariwisata Sumut Drs Elisa Marbun MSi, Kadis UKM dan Koperasi Sumut M Zein, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Medan Busral Manan, Asisten Kesejahteraan Sosial (Kesos) Pemko Medan Farid Wajdi, Pemangku Adat Kesultanan Serdang Tengku Achmad Talaa, isteri Walikota Medan Rita Maharani, pemuka adat Melayu dan sejumlah tokoh adat lainnya.

Dalam kesempatan itu, Erry menyatakan, pelestarian khazanah budaya yang ada di Sumut mutlak dilakukan agar tidak tergerus budaya modern.

“Songket Melayu Deli yang ada say ini harganya relatif mahal. Yayasan Khazanah Warisan Melayu Deli sudah saatnya mengikuti permintaan pasar dengan memproduksi songket secara massal. Dengan demikian, kain songket dapat memasyarakat dan terjangkau oleh mereka yang memiliki penghasilan rendah,” ujar Erry.

Erry juga mengatakan, salah satu upaya memasyarakatkan songket Deli adalah dengan menjadikan motif songket Melayu Deli sebagai pakaian di sejumlah sekolah yang dikenakan pada hari tertentu.

“Misalnya motif songket Deli dipakai pada hari Sabtu. Tetapi harus diproduksi massal menggunakan teknologi agar harganya terjangkau masyarakat. Jika ditenun, harga kain songket cukup mahal,” sebut Erry.

Tidak hanya kain songket Melayu Deli, suku lain juga dapat melestarikan budaya tenunannya dengan memproduksi secara massal.

“Budaya tiap suku di Sumut harus bangkit. Jangan sampai tertandingi dengan mode modernisasi yang datang dari negara lain,” imbau Erry.

Sementara Ketua YKWMD Irham Syahrazi mengatakan, kain songket Deli bermotif daun tembakau, bunga melati, bunga tanjung, bunga kopi, cempakasari, bunga kenangan, bung ataman raja (Lilium Regale), bunga pecah Empat, Sulur Bunga tembakau, sulur si bunga raja, cogan daun tembakau dan durian Medan.

Sedang abstrak kain songketnya yaitu Peterakna Raja, Bintang 4 Suku, Bebola Ditabur, Bumbung Istana, Istana Maimoon dan Menara Tirtanadi, motif istana, Mushaf dan Limau Sekupang,” ujar Irham.

Berdasarkan motif dan abstrak tersebut, lanjut Irham, YKWMD telah menghasilkan beberapa kain songket diantarnya songket tabor daun tembakau Deli, songket motif bintang empat suku warna merah, songket motif tabor daun dan lain sebagainya.

“Peluncuran songket Melayu Deli ini guna merevitalisasi kebudayaan Melayu Deli yang nyaris punah. Songket Melayu Deli juga mewakili nilai-nilai budaya luhur serta jiwa kepeloporan yang dimiliki masyarakat Melayu. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.