MEDAN, KabarMedan.com | Beredar video viral detik-detik pemilik warung kopi menyiram petugas Satpol PP dengan air panas karena akan menutup warungnya sesuai aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Namun, pemilik warung kopi yang bernama Rakesh dengan tegas mengatakan tidak ada aksi penyiraman dengan air panas.
“Ini saya buktikan bahwa air yang saya pakai bukan air panas. Kalau air panas sudah cacat anak dan bini saya yang saat itu menghalang-halangi saya,” jelasnya kepada KabarMedan sambil membasuh tangannya dengan air di dandang yang bersebelahan dengan air panas, Sabtu (17/7/2021).
Peristiwa yang ramai di berbagai media itu dibantahnya, bahkan istri, anak, karyawan hingga tetangga yang pada saat itu ada di lokasi, dikatakan Rakesh, bisa menjadi saksi bahwa bukan air panas yang disiramkan kepada petugas.
Pria yang memiliki lima orang anak ini berujar, persoalan tersebut sudah diselesaikan secara damai dengan Satpol PP di Polsek Medan Baru. Dirinya sudah menjalani pemeriksaan dan pengadilan singkat terkait penolakan menutup warung. Sementara untuk proses penyiraman air, ia sudah diperiksa di Mapoltabes Kota Medan.
“Udah kita jalanin sidang dan bayar denda. Soal penyiraman saya sudah diperiksa di Mapoltabes Medan. Tanya jawab sama pihak penyidik juga sudah kita jalanin. Habis sholat saya dipulangkan dengan yang menjamin orang rumah sama karyawan kita,” paparnya.
Pria yang aslinya sangat ramah ini menceritakan awal mula terjadinya kesalah pahaman dengan pihak satgas gabungan PPKM Darurat. Rabu malam, pihak Kapolsek Medan Baru sudah mendatangi warungnya untuk sosialisasi PPKM Darurat. Warungnya, dikatakan Kapolsek, masih boleh berjualan dengan syarat tidak ada makan minum di tempat.
Sementara, petugas yang datang setelah itu, justru menyuruh untuk menutup warungnya. Padahal, di tengah suasana pandemi seperti sekarang, berjualan dengan situasi protokol kesehatan menurunkan omsetnya setiap hari.
Pengemudi online yang selama ini menjadi pelanggannya tidak cukup banyak seperti biasa. Namun, ditambah dengan PPKM Darurat, bisa dikatakan menambah pedih penghasilannya. Ia berharap pemerintah Kota Medan dan Sumatera Utara dapat membantu memberikan solusi, bukan hanya penindakan.
“Kalau saya salah, saya minta maaf. Namanya waktu itu saya emosi memikirkan mau kasih makan apa anak dan istri. Mewakili pedagang, saya berharap pemerintah dapat memberikan solusi kepada kami para pedagang kecil ini,” ujar pendukung Jokowi ini. [KM-07]