Pernah Jadi Kota Terjorok, AMAN Akan Gunakan Teknik Ini Atasi Sampah Kota Medan

MEDAN, KabarMedan.com | Kota Medan di awal tahun 2019 mendapat predikat salah satu kota terjorok di Indonesia berdasarkan penilaian Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

Adapun komponen penilaiannya berkaitan dengan sistem pengelolaan sampah dan sanitasi yang belum memenuhi peraturan perundang-undangan.

Dalam debat kandidat yang selenggarakan oleh KPU Kota Medan tadi, Calon Wali Kota nomor urut satu, Akhyar Nasution mengatakan bahwa saat itu Kota Medan belum memenuhi indikator penanganan sampah dan masih menggunakan teknik open dumping.

“2019 itu berkaitan dengan TPA kita yang masih kita miliki itu sistem open dumping. Penilaian Kementrian Lingkungan Hidup dalam penilaian adipura sudah tidak boleh lagi menggunakan open dumping. Sehingga mendapat nilai nol dari sistem,” ujarnya.

Ia kemudian berencana untuk melakukan budidaya maggot atau belatung atau larva lalat tentara hitam yang terbukti mampu membantu penguraian sampah organik.

“Kedepannya yang akan kita lakukan adalah mereduksi sampah. Yang organik akan kita berikan arang dan akan kita buat menjadi sumber pangan dengan pengembangan maggot. Ini akan meningkatkan perekonomian rakyat,” kata Akhyar.

Dengan teknik tersebut ia percaya mampu menurunkan separuh dari jumlah sampah organik yang ada di Kota Medan.

“Kami yakin paling tidak 50% sampah organik akan terkonversi menjadi maggot. Sehingga volume sampah berkurang dan secara perlahan kita akan merubah, tetapi ini juga tidak gampang karena lahan di Kota Medan juga terbatas,” jelasnya.

Selain itu, Akhyar juga berencana untuk mengubah tempat pembuangan akhir sampah Kota Medan untuk keperluan pelaksanaan sanitary landfill. Sistem tersebut akan memusnahkan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya lalu menimbunnya.

Pasangan Akhyar Nasution, Salman Alfarisi juga menyampaikan betapa pentingnya bagi masyarakat menanamkan kesadaran dalam menangani masalah sampah di Kota Medan.

“Dalam misi Medan Berkarakter, yang paling penting adalah membangun kesadaran manusianya. Maka kami akan merangkul semua pemangku kepentingan di Kota Medan baik struktural maupun kultural untuk menanamkan kesadaran kepada masyarakat,” katanya.

Bahkan untuk mengurangi sampah plastik, kata Salman, dirinya beserta Akhyar juga tidak lagi memakai botol plastik untuk membawa minum dalam bepergian.

“Ini sudah saya terapkan bersama Bang Akhyar, kemana-mana bawa air minum sendiri dalam rangka untuk mengurangi sampah plastik,” pungkasnya. [KM-06]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.