Philips Terangi Enam Desa Tanpa Listrik di Sumut

MEDAN, KabarMedan.com | Philips Lighting, pemimpin global di bidang pencahayaan, mengumumkan rampungnya tahap pertama implementasi program “Kampung Terang Hemat Energi” 2017- 2018 di Sumatera Utara, Selasa (5/9/2017).

Program “Kampung Terang Hemat Energi” di Sumatera Utara ini mencakup 11 dusun di enam desa, yaitu Desa Sukadame, Naga Timbul, Ketangkuhen dan Rumah Sumbul di Kabupaten Deliserdang serta Desa Namo Sialang dan Sei Serdang di Kabupaten Langkat.

“Kami bangga program ‘Kampung Terang Hemat Energi’ ini telah berhasil mengganti penggunaan lampu minyak tanah dan lilin dengan sistem pencahayaan LED Philips yang berbasis tenaga surya. Penduduk desa kini memiliki akses pada sumber pencahayaan berkelanjutan, yang memungkinkan mereka untuk meneruskan aktivitas hingga malam hari,” kata Country Leader Philips Lighting Indonesia (PLI) Rami Hajjar.

Dengan menggunakan sistem pencahayaan LED Philips berbasis tenaga surya, penduduk kini tidak lagi terpapar dengan resiko kerusakan mata dan masalah pernafasan yang diakibatkan oleh
penggunaan lampu minyak tanah.

Philips Lighting memberikan sistem pencahayaan yang mencakup pencahayaan tenaga surya untuk rumah Philips LifeLight yang bersinar 10 kali lebih terang.

Lampu jalan LED yang terintegrasi dengan panel surya untuk menerangi jalan desa, serta Solar indoor Sistem yang dapat dipasang di rumah dan fasilitas umum.

“Salah satu fitur yang sangat berguna dari Philips LifeLight dan Solar indoor System adalah port USB yang dapat digunakan untuk mengisi ulang baterai ponsel di rumah,” ucapnya.

Philips Lighting Indonesia telah menciptakan 447 titik lampu baru untuk perumahan, fasilitas umum dan jalan desa, yang kini menerangi kehidupan sekitar 1.606 orang di Kabupaten Deliserdang dan Kabupaten Langkat.

Dusun Namo Mira di Desa Sukadame adalah salah satu contoh dusun terpencil yang menjadi salah satu penerima bantuan program. Dimana, pemilihannya dibantu melalui peninjauan Kopemik. Terletak sekitar dua jam berkendara dari Medan, 200 penduduk dusun ini belum pernah menikmati kenyamanan memiliki listrik.

“Semenjak kampung ini berdiri, belum pernah kami menikmati terang di waktu malam. Kami sudah lelah dengan kegelapan ini. Kami butuh lampu,” ungkap Kepala Dusun Namo Mira, Parman Silalahi.

“Sekarang kampung kami sudah terang. Kami senang sekali, tidak perlu takut untuk keluar malam, dan kegiatan warga seperti rapat di Balai Desa sudah bisa dilakukan. Terima kasih Philips Lighting Indonesia, sudah memberikan solusi penerangan kepada kampung kami ini,” tambahnya.

Philips telah merevolusi pencahayaan selama lebih dari 125 tahun dengan mengutamakan pelanggan sebagai pusat dari setiap inovasinya dan meningkatkan kehidupan masyarakat, baik mereka yang tinggal di kota maupun di daerah pedalaman.

Sejak penemuan pencahayaan tenaga surya, fokus perusahaan adalah untuk menyediakan sistem pencahayaan, untuk penggunaan di dalam maupun di luar ruang, dengan mengandalkan energi terbarukan alami seperti sinar matahari.

Khususnya di negara tropis seperti Indonesia, tentunya memiliki kesempatan besar untuk memanfaatkan tenaga surya sebagai sumber pencahayaan. Pencahayaan LED tenaga surya Philips memiliki konsumsi daya yang sangat rendah dan sangat mudah untuk dipasang.

“Melihat keberhasilan implementasi pertama program ini, kami memiliki harapan yang besar bagi ketiga area lain dimana program ‘Kampung Terang Hemat Energi’ akan dilaksanakan. Kami percaya bahwa sistem pencahayaan tenaga surya yang berkelanjutan ini akan membantu menerangi lebih banyak daerah di seluruh Indonesia, serta meningkatkan kualitas hidup penduduknya secara signifikan dan bermakna,” jelas Rami.

Bermitra dengan Kopernik, LSM lokal yang mengkhususkan pada teknologi untuk memberdayakan penduduk desa terpencil, di awal Agustus lalu Philips Lighting Indonesia telah mencanangkan program ‘Kampung Terang Hemat Energi’ 2017-2018 diharapkan akan menerangi kurang lebih 25 desa yang belum teraliri listrik di Sumatera Utara, Bali Timur, Kalimantan Tengah dan Maluku.

“Philips Lighting memperkirakan terciptanya 2.886 titik lampu baru dalam periode ini, yang berarti hampir sepuluh kali lebih banyak dari jumlah titik lampu yang tercipta pada periode program tahun 2015 di Sulawesi Selatan,” pungkasnya. [KM-03]

 

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.