USAID PRIORITAS Promosikan Budaya Membaca

Perwakilan guru membacakan ikrar untuk berpartisipasi dan mensukseskan program membaca di MTS Negeri Rantauprapat di Labuhanbatu, Sabtu (31/1). USAID PRORITAS mendorong sekolah mitranya untuk menciptakan program khusus membaca.

MEDAN, KabarMedan.com  | USAID PRIORITAS tidak hanya menghibahkan ribuan buku tetapi juga mendorong sekolah menciptakan program khusus membaca. Program membaca diharapkan memicu terciptanya budaya baca. ”Membaca itu kebudayaan, sehingga dibutuhkan program khusus untuk membiasakan masyarakat sekolah rutin membaca,” terang Koordinator Provinsi USAID PRIORITAS Sumut Agus Marwan di Medan, Sabtu (31/1/2015).

Sekolah-sekolah mitra USAID PRIORITAS saat ini, tengah gencar menciptakan program membaca. Salah satunya adalah Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Rantauprapat di Labuhanbatu. “Hari ini mitra kami, MTs Negeri Rantauprapat telah meluncurkan program budaya membaca. Program ini akan melibatkan 1000 orang,” tambahnya.

Kepala MTs Negeri Rantauparapat Drs. H. Kamal Tanjung, MA mengatakan, program membaca dilakukan dengan memberlakukan jam membaca. Setiap hari semua warga sekolah baik kepala sekolah, guru dan siswa diwajibkan membaca buku secara bersama-sama. Kegiatan membaca dapat dilakukan di kelas, di perpustakaan dan bahkan di halaman sekolah. “Sekitar 1000 orang berpartisipasi dalam program membaca ini. Kami memang melibatkan orangtua, komite sekolah, guru dan siswa untuk ikut mengambil peran,” tuturnya.

Kamal Tanjung  mengatakan lebih lanjut, orangtua dan komite ikut mendukung penyediaan buku bacaan. Orangtua secara sukarela menyumbang buku. Sedangkan pengurus komite meminjam buku koleksi pribadi sebagai bahan bacaan di MTs Negeri Rantauprapat. “Kami sangat bahagia karena pada hari ini saja, kami sudah berhasil mengumpulkan 1000 eksemplar buku sumbangan,” tambahnya.

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah Anies Baswedan baru-baru ini menekankan pentingnya mengembangkan budaya membaca. Anies mengatakan peningkatkan minat baca masyarakat harus dimulai dari meningkatkan minat baca guru dan orang tua. Pernyataan Anies ini dihubungkan dengan rendahnya minat baca di Indonesia. Pada 2012, UNESCO mencatat indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 orang, hanya ada satu orang yang punya minat membaca. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.