Wagubsu Ajak Amerika Serikat Peduli Pengungsi Rohingya

MEDAN, KabarMedan.com | Wakil Gubernur Sumatera Utara, Ir H Tengku Erry Nuradi MSi, mengajak pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk mengambil peran strategis untuk turut peduli dengan nasib para pengungsi Rohingya. Ajakan tersebut disampaikan Tengku Erry Nuradi saat menghadiri resepsi perayaan Hari Kemerdekaan AS ke-239 yang digelar di JW Marriott Hotel Medan, Rabu (3/6/2015) malam.

Hadir dalam acara tersebut Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake, Konjen AS di Medan Y Robert Ewing, Wali Nanggroe Malik Mahmud, Walikota Medan Dzulmi Eldin, Walikota Binjai HM Idaham, Walikota Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan, RE Nainggolan dan sejumlah undangan lainnya.

Dalam kesempatan itu, Erry menyatakan AS memiliki peran strategis dalam era globalisasi, termasuk membangun harmonisasi, perdamaian dunia dan kesejahteraan masyarakat antar bangsa.

“Pemerintah Amerika Serikat telah menjalin hubungan diplomatik yang baik dengan pemerintah Indonesia. Begitu juga dengan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara melalui Konjen AS di Medan. Hubungan ini sangat baik bagi kedua belah pihak, karena adanya sinergitas antara keduanya,” ujar Erry.

Selain itu, Pemprop Sumut juga telah menjalin hubungan kerjasama berbagai bidang, diantaranya pertanian, pendidikan, pariwisata dan bidang lainnya. Khusus untuk bidang pengelolaan air bersih, Pemrintah Provinsi (Pemprov) Sumut berharap kerjasama itu semakin ditingkatkan.

Tidak lupa Erry menawarkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke kepada sejumlah investor AS, sebagai bagian dari Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

“Kami akan mempermudah investor AS yang ingin menanamkan investasinya di KEK Sei Mangke. Selain sebagai kawasan industi pengolahan kelapa sawit dan turunannya, KEK Sei Mangke juga akan terintegrasi dengan Pelabuhan Kuala Tanjung, sebagai cikal bakal pelabuhan internasional di kawasan pantai timur Sumatera,” papar Erry.

Dalam kesempatan yang sama, Erry juga menyatakan, pengungsi Rohingya yang mengalami perpecahan di negaranya dan terpaksa menyelamatkan diri ke sejumlah negara, perlu mendapat perhatian dunia, termasuk AS.

“Amerika Serikat sebagai negara yang sangat menjunjung tinggi hak azasi manusia, tentu akan terpanggil untuk membantu para pengungsi Rohingya. Kita yakin, AS memiliki solusi dalam membantu para pengungsi Rohingya,” ucap Erry.

Sementara pemerintah AS melalui Dubes untuk Indonesia, Robert Blake, menyatakan apresiasi yang tinggi atas penanganan ribuan manusia perahu Rohingya yang terdampar di Aceh. Aksi kemanusiaan seperti itu  harus lebih ditingkatkan oleh negara-negara lain.

“Amerika Serikat sendiri saat ini mengupayakan penanganan yang cukup serius terhadap muslim Rohingya yang terdampar. Kita telah berkomunikasi dengan pemerintah Malaysia, dan mereka (Malaysia) menyatakan kesediaan untuk menampung 7.000 pengungsi dan 2.000 lainnya yang diduga masih terkatung-katung di laut,” kata Blake.

Blake mengaku baru pulang melihat kondisi pengungsi Rohingya di Aceh bersama Asisten Menteri Luar Negeri AS urusan Kependudukan, Pengungsi dan Migrasi Anne C Richard. Setelah berkunjung, Asisten Menlu kemudian bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membicarakan teknis penanganan muslim Rohingya di Indonesia.

“Hubungan diplomatik dengan Indonesia saat ini terus ditingkatkan. Baru saja, kami telah menaikan status diplomatik Amerika menjadi konsulat penuh. Kita menekankan ‘Kemitraan Komprehensif’ dengan Indonesia yang mencakup berbagai bidang, dari memperluas hubungan perdagangan dan investasi,” ujar Blake.

Lebih lanjut, Konsul AS di Medan Y Robert Ewing menambahkan, hubungan AS khususnya di Medan dan Pulau Sumatera sangat baik. Pulau Sumatera yang memiliki penduduk 55 juta orang memiliki potensi yang besar dan perlu dikembangkan bersama antar dua negara.

“Beberapa program telah dilakukan di antaranya dengan membuat kota pintar (Smart City). Ada banyak perusahaan Amerika yang bisa memberikan solusi percepatan kota pintar di Pulau Sumatera. Bantuan teknologi dan pengembangan investasi mampu mendorong terwujudnya kota pintar,” ujar Ewing.

Ewing menjelaskan, perayaan Independence Day, sejatinya jatuh setiap  4 Juli. Tahun ini sengaja dipercepat  dengan dengan pertimbangan Indonesia akan menyambut bulan Ramadhan.

“Atas keberagaman ini, kami menghormatinya sehingga acara dipercepat dari biasanya,” papar Ewing.

Perayaan Hari Kemerdekaan AS di Medan diawali dengan menyanyikan lagu nasional AS dan Indonesia. Kemudian dimeriahkan dengan penampilan band dari Armada ke-7 Angkatan Laut yang berbasis di Jepang yang sengaja diundang untuk turut memeriahkan acara. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.