Wagubsu Tinjau Sentra Tanaman Cabai Terluas di Sumut

KABAR MEDAN | Wakil Gubernur Sumatera Utara, Ir. H. Tengku Erry Nuradi, M.Si mendukung upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batubara mengembangkan sentra tanaman cabai merah di daerahnya. Pasokan cabai dari Batubara diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus menekan laju inflasi akibat kenaikan harga cabai.

Dukungan tersebut disampaikan Wagubsu Tengku Erry Nuradi saat meninjau sentra tanaman cabai di Desa Lubuk Cuek, Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara, Rabu (13/8/2014). Turut mendampingi Wagubsu, sejumlah pejabat Dinas Peranian Sumut, Badan Koordinasi Penyuluh (Bakoorlu) dan Badan Ketahanan Pangan Sumut.

Selain itu, turut hadir Sekretaris Daerah (Sekda) Batubara Erwin, Kepala Dinas Pertanian Pemkab Batubara Azizul Mukahar, Kadishub Batubara Aladin, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Rosbon Sitinjak, sejumlah Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan puluhan petani cabai.

Dalam kesempatan tersebut, Wagubsu Tengku Erry juga menyempatkan diri diskusi guna menggali sejumlah persoalan yang dihadapi petani cabai di Batubara. Dari hasil diskusi, pengairan dan sarana jalan raya merupakan masalah yang harus segera mendapat solusi.

“Pemerintah Provinsi dan Pemkab Batubara akan terus berkoordinasi mencari jalan keluar dari sejumlah persoalan yang ada. Dengan begitu, sentra tanaman cabai di Batubara akan terus berkembang dengan pesat. Artinya, tingkat kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat,” sebut Erry.

Secara rinci Erry menyatakan, luas tanaman cabai di Sumut mencapai 13.694 hektar dengan kapasitas produksi 197.409 ton yang tersebebar di sejumlah Kabupaten. Sentra tanaman cabai terluas berada di Kabupaten Karo dengan areal mencapai 4.524 hektar dengan kapasitas produksi 44.111 ton. Kemudian disusul Kabupaten Bantubara 3.161 hektar dengan kapasitas produksi 33.623 ton, Kabupaten Simalungun 1.540 hektar dengan kapasitas produksi 26.737 ton dan Kabupaten Tapanuli Utara seluas 1.149 hektar dengan kapasitas produksi mencapai 18.809 ton.

“Saya menyatakan apresiasi kepada Pemkab Batubara dan petani cabai yang mempu menggeser posisi Simalungun yang sebelumnya memenpati posisi kedua terluas sentra tanaman cabai di Sumut. Untuk itu, mari tingkatkan semangat, terus kembangkan tanaman cabai di daerah ini,” sebut Erry.

Sentra tanaman cabai di Kabupaten Batubara tersebar di Desa Lubuk Cuek, Desa Gambus Laut, Puwodadi, Desa Pematang Tengah dan sejumlah desa lainnya di Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara.

“Khusus di Desa Lubuk Cuek saja, luas tanaman cabai di satu areal mencapai 500 hektar lebih. Ini hamparan tanaman cabai terluas yang ada di satu areal di Sumut.

Erry juga menyinggung cabai yang menjadi pemicu inflasi di Sumut berdasarkan hasil pengamanatan dan penelitian Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut pada menjelang Ramadhan dan Lebaran 2014 lalu.

“Akibat tingginya harga dipasaran, cabai menyumbang tingkat inflasi di Sumut. Dengan adanya sentra tanaman cabai di Batubara ini, saya berharap, cabai tidak lagi menjadi salah satu penyebab inflasi dimasa mendatang,” harap Erry.

Tidak lupa Erry mengingatkan pentane untuk membentuk perkumpulan yang dapat menelurkan kebijakan strategis dalam menyiasati panen raya yang lajimnya menyebabkan harga cabai merosot.

“Biasanya kalau hasil melimpah, permintaan stabil, harga akan turun. Itu hukum ekonomi. Untuk itu harus ada strategi agar harga cabai petani tidak ikut anjlok,” sebut Erry.

Bantuan Dinas Pertanian Sumut untuk sentra tanaman cabai yang terlah disalurkan berupa perbaikan jalan, jaringan irigasi, traktor 2 roda sebanyak 3 unit, cultivator sebanyak 3 unit, bantuan benih dan bantuan pupuk.

Sementara Kepala Desa Gambus Laut, Timbul mengatakan, salah satu kendala yang dihadapi petani cabai di tiga desa tersebut adalah pengairan yang belum maksimal. Saluran air yang tersedia perlu mendapat perbaikan (normalisasi) seperti di TU 56 yang mengairi lebih dari 150 hektar tanaman cabai warga desa Purwodadi dan Desa Gambus Laut.

“Saat musim panen, jika musim hujan, petani juga akan mengalami kendala dalam membawa hasil cabai karena sarana jalan yang kurang mendukung. Untuk itu, kami berharap Pemprov Sumut dan Pemkab Batubara mencari solusi,” sebut Timbul.

Meski begitu, Timbul juga merasa bersyukur karena sentra tanaman cabai di Batubara berlembang dangan baik yang bermuara pada meningkatnya taraf hidup petani.

“Kalau musim panen, khusus di Desa Lubuk Cuek, bisa menyerap tenaga kerja dari 7 desa di sekitarnya sampai 700 orang perhari untuk mengutip cabai. Tanaman cabai petani tidak hanya memberi keuntungan kepada pemilik, tetapi juga kepada masyarakat lain disekitarnya,” ujar Timbul.

Timbul menyebutkan, harga jual cabai ditingkat petani antara Rp 8 ribu sampai Rp 9 ribu perkilogram. Sedangkan dipasaran bisa menjangkau harga Rp18 ribu perkilonya.

“Kami berharap Pemerintah dapat membantu petani memasarkan hasil cabai sampai ke pusat perbelanjaan,” harap Timbul. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.