13 Pasangan Pengantin Nikah Massal di Kampung Matfa Indonesia

KABAR MEDAN | Perkampungan Matfa Indonesia, Dusun 3 Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat sontak ramai. Ribuan orang datang dari berbagai daerah, Jakarta, Medan, Sumatera Barat dan Aceh menghadiri nikah massal 13 pasangan pengantin di Kampung Mafta Indonesia, Minggu (19/10/2014). Sejumlah tokoh-tokoh dan ulama agama Islam, Kristen dan Budha ikut hadir  termasuk Anton Medan, Ketua DPD PITI dan Pimpinan Ponpes At Taibin.Pondok Rajeg, Kec. Cibinong, Kab. Bogor.

Ke-13 pengantin dengan menggunakan pakaian adat dari 13 suku di Indonesia diantaranya busana Melayu, Jawa, Karo, Mandailing, Batak, Melayu Banjar, Aceh, Kalimantan, dan  Simalungun, adalah jamaah Majelis Taklim Fardu Ain (Matfa) Indonesia. Mereka menikah Kamis (9/10/2014) oleh Pembina Matfa Indonesia, YM Tuwan Imam di kampong yang dikelola swakelola mandiri ini.

Pesta pernikahan massal yang digelar pertama kali di Kampung Mafta Indonesia mendapat perhatian Ulama dan tokoh-tokoh agama. Terlihat hadir H Anton Medan, Petua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumut, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Sumut, pemimpin pondok pesantren dari Sumatra Utara, Aceh, Ketua Gerakan Anti Narkoba HM Kamaluddin Lubis  dan tokoh-tokoh pemuda.

Baca Juga:  Hari ke 10 Operasi Patuh Toba 2024, Kejadian Laka Lantas dan Pelanggaran Menurun

“Inilah Indonesia, semua umat berkumpul baik Islam, Kristen, Budha dan Hindu dengan semangat kasih sayang, karena Islam mengajarkan kasih sayang, bukan pertikaian atau saling menghakimi,” ujar Anton Medan yang mengaku baru tiba dari Tiongkok merayakan ulang tahunnya bersama keluarga.

Setelah menjalani prosesi, ke-13 pengantin menduduki kursi pengantin yang ditempatkan di bangku depan dengan warna kuning keemasan. Mereka ditepungtawari Pembina Mafta Indonesia, YM Tuwan Imam dan keluarga mereka yang hadir dari berbagai daerah. Pengantin juga langsung menerima buku nikah yang dikeluarkan KUA Kecamatan Sei Lepan.

Baca Juga:  Polres Sergai Amankan Pelaku Judi KIM dalam Razia Pekat Toba 2024

“Kami menikah tanpa biaya sepeserpun dan memutuskan untuk menetap di kampong ini,” kata Nura Yunita, salah seorang pengantin yang mengaku sangat terharu dengan proses pernikahannya.

Kampung Matfa Indonesia dihuni 1600 jiwa, 260 Kepala Keluarga. Mereka hidup swakelola, bekerja sesuai dengan kemampuannya dan semua hasil usaha dikelola Baitul Mal Mafta Indonesia. Di tanah seluas 13 hektar, dibangun areal pemukiman, industry rumahan, pertanian, perternakan, pasar rakyat, sekolah gratis, pengobatan gratis dan menjadikan harta seluruh jamaah sebagai titik nol perekonomian.

“Lebih besar nilai sosialis disini, orang-orang di dalamnya mampu melepaskan ego pribadi untuk kepentingan bersama, ini patut ditiru kampung-kampung lain,” ujar Kamaluddin Lubis, pengacara senior dan Pembina YASIKA dan juga Ketua Gerakan Anti Narkoba. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.