MEDAN, KabarMedan.com | Aksi unjuk rasa Tim Pembela Masjid Taqwa Polonia di area Hermes Place Polonia, berlangsung ricuh. Kericuhan berawal saat warga menghadang massa yang tengah berorasi, Jumat (22/7/2016).
Disitu, petugas kepolisian berbaju preman meminta agar warga tenang. Tiba-tiba saja, seorang pria mendorong dan memprovokasi warga. Melihat hal tersebut petugas mengamankan pria tersebut.
Melihat rekannya diamankan, warga melakukan perlawanan dan membuat suasana memanas. Aksi unjuk rasa terpaksa dihentikan guna menghindari bentrokan antara warga dan massa Tim Pembela Masjid Taqwa.
Warga mengaku tidak terganggu dengan pembangunan Hermes Residences di samping kanan Masjid Taqwa Polonia. Warga justru terganggu dengan aksi unjuk rasa yang kerap terjadi di sekitar pemukiman mereka.
“Kami tidak terganggu dengan pembangunan Hermes Residences. Banyak warga yang kerja di Hermes ini. Kami terganggu dengan demo yang sering dilakukan mereka,” kata seorang warga.
Ketua Tim Pembela Masjid Taqwa Polonia, Ustadz Zulkarnaen mengatakan, aksi unjuk rasa dilakukan sebagai sikap protes terhadap pelanggaran perjanjian yang dilakukan oleh pihak Hermes Place Polonia dengan pihak BKM Masjid Taqwa Polonia.
“Ada dibuat perjanjian, dan mereka langgar dalam 3 tahun terakhir. Sekarang dibangun residence, namanya berbeda dengan hotel tapi operasionalnya sama,” ucapnya.
Tim Pembela Masjid Taqwa Polonia setidaknya melihat adanya dua dampak negatif yang dilanggar dalam perjanjian tersebut. Pertama, pembangunan Hermes Residences melanggar AMDAL. Kedua, Hermes Residence disinyalir akan menjadi tempat maksiat.
“Pembangunan ini berdasarkan konteks UU Lingkungan telah melanggar AMDAL, ada sungai sepanjang 3 x 208 meter yang ditutup oleh Hermes. Mereka membangun hotel tepat di samping mesjid, kita tentang karena dalam pandangan umat Islam, hotel adalah tempat maksiat,” jelasnya.
Zulkarnaen juga menduga, aksi penghadangan yang dilakukan warga sengaja dilakukan oleh pihak Hermes.
“Kami kira warga yang menghadang adalah upaya provokasi yang dilakukan oleh Hermes. Kami adalah umat Islam yang cintai damai, demi menghindari terjadinya konflik terbuka dengan warga maka kami memutuskan untuk menghentikan unjuk rasa ini,” pungkasnya. [KM-03]