ATSI: Kebocoran Data SIM Card Tidak Berasal dari Operator Seluler

Ilustrasi SIM Card.

JAKARTA, KabarMedan.com | Kasus dugaan kebocoran 1,3 miliar data registrasi kartu SIM masih belum terpecahkan. Investigasi pun terus berlanjut melibatkan Kominfo, BSSN, Dukcapil hingga operator seluler.

Menanggapi hal ini, ATSI (Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia) menegaskan tidak ada akses mencurigakan di seluruh operator seluler terkait kebocoran data ini. Hasil dari investigasi ini juga telah dilaporkan kepada Kemenkominfo.

“ATSI beserta seluruh anggotanya telah melakukan investigasi dan penelusuran terkait kebocoran data registrasi pelanggan jasa telekomunikasi. Hasil dari investigasi tersebut adalah tidak ditemukan adanya ilegal akses di masing-masing jaringan operator,” tulis Marwan O. Baasir, selaku Sekjen ATSI, Kamis (8/9/2022).

ATSI menambahkan, bahwa seluruh penyelenggara telekomunikasi sudah menerapkan sistem pengamanan informasi mengacu standar ISO 27001, sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan Menkominfo No.5/2021 tentang penyelenggaraan telekomunikasi pasal 168 ayat 5, sebagai bentuk tanggung jawab operator sebagai pengendali data.

Seluruh operator juga patuh pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku mengenai keamanan dan kerahasiaan data.

Sesuai dengan ketentuan PM 5/2021, operator seluler mengaku bahwa mereka diwajibkan untuk melakukan registrasi pelanggan melalui validasi identitas ke server milik Ditjen Dukcapil.

Selain itu, operator seluler juga harus melaporkan data registrasi pelanggan aktif secara detail (MSISDN, NIK, No. KK dan tanggal registrasi), sesuai dengan format yang disyaratkan oleh Kominfo.

Sementara itu, Kominfo menyebutkan kalau pihaknya tidak menyimpan data registrasi SIM card dan hanya menyimpan data agregat saja, yaitu data jumlah pengguna di operator seluler.

Mengenai kekhawatiran masyarakat soal data-data yang disimpan di operator seluler, ATSI mengimbau agar tetap tenang dan tidak perlu khawatir karena operator menjamin keamanan data pelanggan. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.