BI: Inflasi Sumatera Utara Pasca Lebaran Terkendali

Operasi pasar yang dilaksanakan oleh TPID dalam menangkal tekanan inflasi yang umumnya memuncak pada periode HBKN dapat disimpulkan sukses menahan meroketnya harga kebutuhan pokok masyarakat selama periode laporan. Adanya kerjasama dengan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dalam memenuhi pasokan bawang merah selama periode Ramadhan-Idul Fitri sukses menurunkan harga bawang merah sehingga memberikan sumbangan sebesar 0,03% (mtm).

Kelompok administered price menjadi penyumbang inflasi tertinggi pada bulan Juli 2016. Maraknya aktivitas mudik hari raya Idul Fitri mendorong meningkatnya permintaan masyarakat akan angkutan udara. Tarif angkutan udara meningkat sebesar 14,23% (mtm). Kenaikan tarif kontrak rumah yang umumnya memang terjadi pada pertengahan tahun juga turut mengerek tekanan inflasi kelompok administred prices.

Dengan demikian, realisasi inflasi kelompok administered prices tercatat 0,78% (mtm) atau 1,54% (yoy). Sementara itu, ditengah isu tax amnesty dan penguatan nilai tukar, inflasi inti menurun dari 0,85% (mtm) atau 5,69% (yoy) menjadi 0,63% (mtm) atau 5,82% (yoy).

“Perkembangan inflasi bulan Agustus 2016 diperkirakan relatif stabil. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sumatera Utara akan terus melakukan koordinasi dalam menjalankan rencana sesuai roadmap jangka pendek dan menengah TPID. Hal ini perlu dilakukan agar inflasi Sumatera Utara dapat stabil dan tetap di bawah angka Nasional dan dapat diarahkan pada kisaran sasaran inflasi 4%±1%,” pungkas Harreis. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.