Dangdut di Mata Profesor Andrew Weintraub

MEDAN, KabarMedan.com | Musik dangdut sangat lekat dengan masyarakat Indonesia. Hampir di seluruh pelosok negeri ini, lagu-lagu dangdut diperdengarkan melalui radio dan dipersembahkan di televisi maupun penampilan artis di panggung-panggung. Seorang profesor etnomusikologi dari University of Pittsburgh tertarik meneliti lalu melebur ke dalam musik dangdut karena H. Rhoma Irama.

Namanya Andrew Weintraub. Dia pertama kali ke Indonesia tahun 1984 untuk mempelajari kebudayaan Sunda, termasuk gamelan. Selama di Indonesia, dia tertarik pada musik dangdut setelah tidak sengaja mendengarkan lagu perjuangan dan doa milik Roma Irama. Sejak itu dia berkeinginan meneliti musik yang liriknya memiliki makna mendalam ini secara khusus.

Tahun 2005 dia mendapat beasiswa dan kembali ke Indonesia untuk meneliti musik dangdut selama enam bulan, yang kemudian hasil penelitian ini menghasilkan buku yang berjudul Dangdut Stories yang di terbitkan Amerika Serikat tahun 2010. Dalam proses pembuatan bukunya, Andrew mengaku dibantu banyak oleh musisi lokal. “Saya datang ke Jakarta, Surabaya, Pesisir Jawa, di Jawa Timur ada dangdut koplo, lalu saya juga ke Perbaungan, Medan untuk meneliti dangdut. Saya tertarik pada lokalisasi musik dangut, ” ujarnya

Dia juga mewawancarai banyak musisi dangdut mulai dari H. Rhoma Irama, A. Rafiq, maupun pengamat musik. Di Sumatera Utara dia juga menyebut nama Irwansyah Hasibuan sebagai salah satu orang turut berkontribusi penting dalam penelitiannya. “Dia guru saya,” katanya saat temu pers di JW Mariott, Medan, Rabu (13/3/2019).

Tahun 2007 dia mendirikan band Dangdut Cowboys enam orang anggota yang terdiri dari dua orang profesor, mahasiswa doktoral, juga musisi setempat. Dia memadukan lagu-lagu dangdut dengan berbagai aliran musik seperti country, rock, reggae, dan lain sebagainya. Lagu-lagu dangdut klasik seperti mulai Mandi Madu, Cinta Sampai Di Sini, Gadis atau Janda, Lagi Syantik, hingga Alamat Palsu, di tangannya lahir dengan citarasa yang lain.

Andrew memfavoritkan Haji Rhoma Irama sebagai musisi dangdut karena sudah menciptakan lebih dari 700 lagu, dan hingga saat ini, lagunya tetap eksistensi dinyanyikan masyarakat. Bukan tanpa alasan dia memilih dangdut. MUsik dangdut menurutnya adalah identitas masyarakat Indonesia. Dangdut memiliki keaslian identitas Indonesia meskipun tidak terlepas dari pengaruh musik-musik dari luar misalnya dari Arab, Eropa, maupun negara-negara di Asia.

Andrew mengatakan, setiap hari ada ribuan konser musik dangdut di hampir seluruh pelosok negeri. Hal tersebut menunjukkan betapa populernya musik dangdut di masyarakat Indonesia. Ada beberapa konser musik dangdut yang terjadi masalah (kericuhan) yang bisa diakibatkan oleh penonton mabuk, dan lain sebagainya.

“Ada ribuan konser setiap hari. Kalau ada terjadi, jumlahnya sangat kecil dibandingkan dengan jumlah konser. Berbeda dengan musik metal yang penggemarnya lebih sedikit,” katanya.

Rabu malam (13/3/2019), Dangdut Cowboys berhasil memukau masyarakat dalam konsernya di halaman TVRI Sumatera Utara di Medan. KOnsernya dibuka oleh penampilan Suarasama dengan lagu-lagu Melayu. Seperti biasa, Dangdut Cowboys tampil dengan gaya khas topi koboy dan sepatu boot.  [KM-05]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.