Enam Hal yang Menjadi Fokus Pemerintah Melalui Satgas Penanganan COVID-19

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, Mayor Kes dr. Whiko Irwan.

MEDAN, KabarMedan.com | Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumut resmi berganti nama menjadi Satgas Penangan COVID-19.

Dengan perubahan ini ada enam fokus bidang yang akan ditangani, yaitu data dan informasi, komunikasi publik, perubahan perilaku, kesehatan, hukum dan pendisiplinan serta relawan.

Demikian dikatakan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Sumut Whiko Irwan, Senin (5/10/2020).

“Satgas COVID-19 daerah diketuai oleh Gubernur Sumut dan terdiri atas beberapa bidang kerja meliputi bidang data dan informasi publik, bidang komunikasi publik, bidang perilaku, bidang kesehatan, bidang penegakan hukum dan pendisiplinan, dan bidang relawan,” katanya.

Peningkatan kapasistas swab PCR masih menjadi hal yang sangat penting bagi penanggulangan Covid-19. Kemudian mengisolasi orang yang terpapar sehingga memutus mata rantai penyakit ini.

Sampai saat ini ada 13 lab PCR yang beroperasi di Sumatera Utara.  Peningkatan jumlah lab ini menambah signifikan jumlah spesimen yang diuji, yakni meningkat 9.609 dari minggu lalu, sehingga total Satgas telah menguji 99.027 spesimen.

“Dari seluruh total Laboratorium PCR Sumut yang ada, tercatat memiliki kapasitas pemeriksaan sampai dengan 2.300 specimen/hari,” ujarnya.

Untuk data kasus virus Corona Sumut masih terjadi peningkatan satu minggu terakhir, suspek 931, konfirmasi 10.771 (meningkat 644 kasus), sembuh 7.666 (meningkat 1.103), dan meninggal 446 (bertambah 22).

Berdasarkan data rekapitulasi minggu pertama Oktober 2020, ada peningkatan 6,46 poin untuk kesembuhan dibanding minggu lalu menjadi 70,63% dan angka kematian menurun 0,5 poin dibandingkan minggu sebelumnya menjadi 4,14%.

Sedangkan untuk kasus Corona aktif per 4 Oktober 2020 sebesar 2.694, menurun 481 poin dibanding minggu sebelumnya 3.175. Dari angka tersebut, 2.147 penderita konfirmasi (79,69%) melaksanakan Isolasi mandiri dan 547 penderita konfirmasi (20,30%) dirawat isolasi di Rumah Sakit.

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.