Festival Danau Toba 2014 Resmi Dibuka

Ratusan penari membentangkan kain ulos terpanjang di dunia pada pembukaan Festival Danau Toba (FDT) 2014 di Lapangan Sisingamangaraja Balige, Kabupaten Toba Samosir, Rabu (17/9/2014). Kain ulos sepanjang 426 meter itu memecahkan rekor Muri sebagai kain tenun khas Sumut terpanjang di dunia. (foto courtesy : Harian Analisa)

KABAR MEDAN | Pembukaan Festival Danau Toba (FDT) 2014 dilangsungkan di TB Silalahi Center, Kecamatan Balige, Toba Samosir, Rabu (17/9/2014) berlangsung meriah. Acara dibuka Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, dihadiri Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, seluruh bupati dan walikota sekawasan Danau Toba, Ketua DPRD Tobasa, tokoh masyarakat Batak TB Silalahi. Turut serta ribuan masyarakat dari berbagai wilayah, secara khusus masyarakat Tobasa.

Kemeriahan dalam pembukaan ini juga ditampilkan berbagai seni budaya di antaranya pertunjukan tari tradisional Batak Toba, tari gabungan antar etnis seperti tari dari daerah Batak Pakpak, Simalungun, Batak Toba, Nias, Karo, Aceh, Tionghoa dan tari India serta pertunjukan Margala.

Kemeriahan itu diawali dengan atraksi paralayang yang melayang di udara serta pertunjukan ulos Batak jenis Sadum sepanjang 450 meter yang merupakan ulos Batak terpanjang di dunia yang dibawakan sekitar 300 siswa di kabupaten itu.

Gatot Pujo Nugroho mengatakan, Pemprovsu merasa bangga atas pelaksanaan FDT 2014 ini menjadi event nasional dan sampai ke mancanegara ini terlihat dari satu kesatuan dalam keanekaragaman budaya masyarakatnya.

Melalui FDT ini, bahwa kebudayaan tak menghalangi untuk berinteraksi dan saling memahami satu sama lainnya dan terciptalah kebersamaan, harmonisasi untuk saling menghormati, hal ini merupakan subyek kebersamaan.

Inilah sebabnya Pemprovsu menyambut baik terselenggaranya FDT ini diharapkan tak sekadar, akan tetapi dapat membangun dan melestarikan serta meningkatkan minat masyarakat dalam budaya dan dapat meningkatkan pendapatannya yaitu meningkatkan eksistensi Danau Toba sebagai obyek wisata nasional.

“Danau Toba merupakan anugerah Tuhan kepada masyarakat, dengan keunikan budayanya yang menjadi magnet untuk menarik wisatawan berkunjung ke daerah ini,” sebutnya.

Dijelaskan, pada 2010 kunjungan wisata untuk Sumatera Utara 191.000, pada 2013 mencapi 200.000 pengunjung mancanegara, oleh sebab itu pemerintah dan masyarakat harus bersinergi membangun kepariwisataan di Danau Toba untuk kemakmuran masyarakat.

Dengan ditetapkannya Danau Toba sebagai salah satu kawasan yang strategis untuk wisatawan melalui Peraturan Pemerintah nomor 50/2009 diharapkan mampu menggali potensi semaksimal mungkin apalagi dengan beroperasinya Bandara Kualanamu sebagai bandara internasional yang mampu berkontribusi. Diharapkan dalam FDT ini menjadi tampilan yang menarik bagi pengunjung, oleh karena itu diharapkan Danau Toba bisa go international, tandasnya.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menyampaikan, kebudayaan merupakan eksistensi yang tak terukur nilainya, kebudayaan menjadi bagian dari warisan budaya. Budaya adalah bagian terpenting di kalangan masyarakat di samping alamnya seperti halnya keindahan Danau Toba yang mempunyai nilai tinggi.

“Banyak sekali kita lihat di Danau Toba ini seperti keindahan alam, budaya serta kulinernya seperti sajian kopi di Toba ini, semua itu tak terlupakan”, sebutnya.

Sekitar 300 lebih penari cawan dari berbagai pelajar se-Kabupaten Toba Samosir bersama Yayasan Pusuk Buhit mempertunjukkan kebolehan dengan menari sembari menjinjing cawan-cawan di atas kepala serta pertunjukan polisi cilik binaan Kapolres Tobasa. [KM-01/analisa]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.