Habib Rizieq Shihab Pimpin Tabligh Akbar di Masjid Agung Medan

MEDAN, KabarMedan.com | Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Habib Rizieq Syihab membakar semangat ribuan umat Islam di Masjid Agung Medan, Rabu (28/12/2016).

Dalam orasinya pada tabligh akbar tersebut, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) ini menyebutkan bahwa Aksi Bela Islam III pada 2 Desember 2016, merupakan hari persaudaraan dan persatuan umat Islam.

Meski ada pihak yang terus berusaha untuk membuat agar aksi tersebut gagal, namun kedatangan umat Islam dari berbagai daerah tidak dapat dibendung.

Semua itu terjadi karena kekuasaan Allah SWT. Karenanya, Aksi Bela Islam 2 Desember layak diperingati sebagai hari persatuan dan persaudaraan ummat Islam.

Jika semangat persatuan ini terus dijaga dalam bingkai Spirit 212. Ke depan, kata Habib Rizieq, akan hadir hari kebangkitan ummat Islam Indonesia.

“Al-Qur’an telah menyatukan kita apapun kelompok, partai, golongan, budaya kita. Al-Qur’an yang menyatukan kita semua tanpa sekat apa pun. Tidak boleh ada seorang mukmin pun yang bisa meragukan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an,” kata Habib Rizieq.

Habib menegaskan, Nabi Muhammad SAW dan ummatnya diperintahkan untuk membela Al-Qur’an. “Di ayat Al-Maidah 50 Allah menyebutkan, apakah mereka mau menggunakan hukum jahiliah? Lalu Allah menyatakan, tidak ada satu pun manusia yang punya hukum lebih baik dari hukum Allah SWT. Itulah hukum dalam Al-Qur’an,”  ucapnya.

Untuk mewujudkan hukum-hukum Allah, ada syaratnya. Salah satuya adalah ummat Islam harus mengimplementasikan Al-Maidah 51 yaitu tidak menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin.

“Jika ada habib dan ustadz yang menyitir ayat ini, selalu dituduh mempolitisasi masjid. Padahal, sebagai ummat Islam, ayat-ayat suci harus dijunjung tinggi di atas ayat konstitusi. Jika ada peraturan yang bertentangan dengan ayat-ayat suci, tempatkan ayat suci di atas segalanya meski pun harus mati sebagai taruhannya. Karenanya, DPR, DPRD, Gubernur, sampai Presiden, jangan membuat peraturan yang bertentangan dengan ayat-ayat suci,” ujar Habib Rizieq.

Ia juga mengingatkan, aparat pemerintah tidak terus menerus mengancam para ulama dengan penjara. Menurutnya, siapa pun dia, mau pejabat atau bukan, jika menghalang-halangi ulama menyampaikan kebenaran Al-Qur’an maka ada ganjarannya yang harus diterima di akhirat “Kalau masuk penjara karena bela Islam jangan takut. Jauh lebih malu kalau masuk penjara karena korupsi,” ungkapnya.

Belum lagi dengan tuduhan kepada Aksi 212 sebagai aksi makar. Aksi ini bukan aksi antiagama dan sara tapi aksi bela Islam agar penistaan agama dihukum seadil-adilnya. “Kita menuntut Ahok bukan karena Kristennya. Kita menuntut Ahok bukan karena Chinanya. Kita menuntut Ahok karena menistakan Al-Qur’an,” pungkasnya. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.