Hemat Anggaran, Wagubsu Izinkan Rumah Dinasnya Jadi Tempat Rapat

Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi membuka Raker FKUB Sumut di Hotel Dharma Deli, Jl Balaikota Medan, Sabtu (31/1/2015).

MEDAN, KabarMedan.com | Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi mengizinkan rumah dinasnya di kawasan Jl Teuku Daud Medan untuk digunakan menjadi tempat rapat dan diskusi. Kebijakan tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap program hemat anggaran yang dikeluarkan pemerintah terkait penggunaan gedung dan hotel untuk kegiatan rapat dan pertemuan.

Hal itu disebutkan Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi dalam acara pembukaan Rapat Kerja (Raker) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumut yang berlangsung di Hotel Dharma Deli, Jl Balaikota Medan, Sabtu (31/1/2015).

Hadir dalam acara itu Ketua FKUB Sumut H. Maratua Simanjuntak, Sekretaris FKUB Sumut Pdt Elim Simamora, Ketua Panitia P Bonaventura H Gultom, Sekretaris Panitia H Darma Effendi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut Abdulah Syah, Ketua Wali Umat Budha Indonesia (Walubi) Sumut Indra Wahidin, sejumlah tokoh dan pemuka agama lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Erry menegaskan, rumah dinas yang ditempati saat ini merupakan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut dan dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat luas.

“Rumah dinas salah satu fasilitas untuk saya. Tetapi, rumah dinas itu juga boleh digunakan untuk kepentingan masyarakat luas, seperti rapat, tempat pertemuan maupun diskusi. FKUB Sumut juga boleh menggunakan ruang rapat yang ada di rumah dinas untuk menggelar pertemuan. Intinya, pemanfaatan rumah dinas itu untuk kepentingan masyarakat,” ujar Erry.

Menurut Erry, penggunaan rumah dinas untuk kepentingan rapat dan pertemuan, diharapkan dapat menekan pengeluaran dan biaya penyewaan tempat. Hal ini juga sesuai dengan arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo yang mengimbau PNS, pejabat pemerintah dan pejabat daerah untuk tidak menggunakan fasilitas hotel mewah untuk kepentingan rapat dan pertemuan.

“Tentu tujuannya hemat anggaran. Kita memang harus mamaksimalkan fasilitas yang ada. Termasuk rumah dinas saya. Dengan demikian, anggaran yang sebelumnya dialokasikan untuk penyewaan ruang pertemuan di hotel, dapat digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat lainnya,” harap Erry.

Dalam kesempatan yang sama, Erry juga menyampaikan apresiasinya atas kerukunan umat beragama di Sumut yang terjalin kondusif dan harmonis. Kerukunan itu merupakan kekuatan Sumut dalam mendorong laju pembangunan.

“Tidak berlebihan jika Sumut menjadi miniatur kerukunan umat beragama di Indonesia. Kondisi ini merupakan kerja keras FKUB dan seluruh lapisan masyarakat di Sumut. Mari kita jaga terus kerukunan yang ada, karena Sumut adalah barometer perdamaian antaragama di Indonesia,” ajak Erry.

Saling menghormati, tenggang rasa dan memberikan ruang yang sama kepada semua pemeluk agama menjalankan keyakinannya, menjadi kunci penting dalam menjaga kerukunan umat beragama di Sumut. Begitu juga dengan peran tokoh dan pemuka lintas agama yang memberikan pemahaman akan pentingnya hidup selaras, menjadi perekat manjur bagi masyarakat hidup rukun berdampingan.

“Meski sesekali terjadi konflik agama, penistaan agama yang terjadi di beberapa daerah seperi Binjai dan Tapanuli Utara, konflik tersebut tidak sampai mencederai kerukunan yang terjalin harmonis di Sumut selama ini. Kondisi ini akan menjadi contoh yang baik bagi provinsi lain di Indonesia,” papar Erry.

Sementara Ketua FKUB Sumut H Maratua Simanjuntak mengatakan, Raker FKUB diharapkan dapat mempertahankan predikat “Sumut Luar Biasa” dalam hal kerukunan umat beragama yang disandang selaman ini.

“Tidak hanya yang terbagung dalam FKUB, tokoh agama dan pemuka masyakarat juga memiliki tangungjawab yang sama dalam mempertahankan kerukunan umat beragama di Sumut,” harap Maratua.

Selain itu, Raker juga mengagendakan pembahasan khusus yang mengupas langkah strategis mengantisipasi terjadinya penistaan agama di Sumut.

“Penistaan agama mencederai kerukunan umat beragama. Untuk itu, seluruh tokoh dan pemuka agama yang tergabung dalam FKUB diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat akan pentingnya kerukunan umat beragama. Dengan demikian, semoga tidak terjadi lagi penistaan agama. Agama apaun itu,” tegas Maratua. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.